Memutus Jejak Darah JAD, Kaki Tangan ISIS di Indonesia

Pimpinan JAD Zainal Anshori alias Abu Fahry di sidang putusan pembubaran JAD.
Sumber :
  • VIVA/Bayu Januar

Pentolan “jihad” yang kerap dijuluki pengikutnya sebagai Singa Tauhid itu melanggar Pasal 14 juncto Pasal 6 Perppu Nomor 1 Tahun 2002 yang telah ditetapkan menjadi UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme sebagaimana dakwaan kesatu primer. Aman juga melawan Pasal 14 juncto Pasal 7 pada UU yang sama sebagaimana dakwaan kedua primer.
 
Terungkap pula bahwa keberadaan JAD, organisasi kaki tangan ISIS di Indonesia, tak lepas dari peran signifikan Aman. Sesuai fakta sidang, Aman memengaruhi para pengikutnya, bahkan saat dia masih menjalani hukuman pidana terorisme di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Kelompok ISIS Eksekusi 54 Tentara Suriah Usai Rezim al-Assad Tumbang

Pada Oktober 2014, Aman yang sangat disegani para radikalis itu memanggil tiga orang “anak didiknya” di Lapas Kembang Kuning Nusakambangan. Ketiganya, Marwan, alias Abu Musa, Abu Fahry dan Zainal Anshari.

Saat itu, dengan mengatasnamakan sedang melakukan kajian, mereka diajak ke salah satu pojokan dan dalam lingkaran kecil, Aman memulai pengaruhnya, agar tiga orang ini mulai membentuk semacam forum terorganisir yang membantu memuluskan penyebaran paham garis keras dan pendirian kilafah oleh pemimpin ISIS Abu Bakar al Baghdadi.

2 Teroris Jamaah Ansharut Daulah Dicokok di Bima, Begini Perannya

Aman meminta, agar jalan Daulah Islamiyah, alias ISIS dimuluskan oleh para pendukungnya. Saat itu, Aman menekankan, umat Islam wajib mendukung gerakan pengislaman negara yang muncul di Irak dan Suriah dan berusaha menyebar ke seluruh dunia.

Tujuan wadah itu antara lain, satu, wadah menyatukan pendukung ISIS di Indonesia, termasuk dari berbagai organisasi Islam. Kedua, mempersiapkan warga Muslim menyambut kilafah islamiyah. Ketiga, mempersiapkan para kader jihad. Keempat, menyatukan pemahaman pendukung Anshar Daulah.

Tak perlu waktu lama, ketiga tangan kanan Aman langsung bergerak. Marwan alias Abu Musa diangkat menjadi pemimpin JAD pusat. Sementara itu, Zainal Anshari diberi mandat sebagai pemimpin JAD Jawa Timur.  JAD mulai lahir dengan kedok pembuatan dan penjualan obat herbal.

Selanjutnya, dosa-dosa JAD>>>

Dosa-dosa JAD

Pengungkapan demi pengungkapan oleh Densus 88, satuan Kepolisian lainnya dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menunjukkan jejak darah yang dijalankan JAD di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
 
JAD dan kaki tangannya terlibat dalam sederet aksi teror yang menyebabkan banyak korban tak berdosa meregang nyawa. Korbannya, aparat dan warga sipil bahkan perempuan dan anak-anak. Sejumlah aksi teroris mengait dengan JAD antara lain:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya