Menaklukkan Himalaya dengan Motor Buatan Semarang

Himalaya Royal Enfield
Sumber :
  • Dok. Royal Enfield

Motor lokal menaklukkan dunia

Tour Boemi Nusantara Jadi Ajang Uji Performa Yamaha NMax Turbo

Vortex pertama kali dipamerkan Viar pada 2016 di Pekan Raya Jakarta. Kala itu, statusnya masih berupa konsep dan belum dijual untuk umum.

Viar Vortex 250

Segini Harga Moge Harley-Davidson Ariel Noah saat Touring Bareng Raffi Ahmad Cs

Pada 2017, motor yang berpenampilan gagah itu mulai dikirim oleh para pemesan. Harganya kala itu Rp40 jutaan, lebih murah dari Kawasaki Versys-X 250 yang ditawarkan Rp60 jutaan.

Padahal, secara fitur Vortex sedikit lebih unggul dari Versys. Seperti aksesori boks samping dan atas, serta sudah dibekali dengan suspensi depan model upside-down atau USD. Suspensi tipe ini ideal digunakan untuk menerabas trek berbatuan dan tanah.

Selain Dikasih Pisang, Harga Harley Raffi Ahmad saat Touring Bareng Ariel Cs Jadi Sorotan

Vortex dilahirkan di pabrik Viar Semarang, Jawa Tengah. Menurut Marketing Communication PT Triangle Motorindo sebagai agen pemegang merek Viar, Frengky Osmond, motor tersebut dihadirkan untuk memenuhi permintaan komunitas pencinta motor off-road.

“Beberapa orang menanyakan, kenapa Viar enggak bikin motor adventure. Jadi, akhirnya kami buat Vortex. Kebetulan motor jenis ini kan lagi tren,” ujarnya saat dihubungi VIVA, Senin 27 Agustus 2018.

Frengky menjelaskan, meski dirakit di dalam negeri, namun beberapa komponennya masih didatangkan dari luar negeri. Alasannya, mereka membutuhkan komponen yang spesifikasinya belum bisa dibuat di Indonesia.

“Beberapa komponen sudah lokal, seperti kampas kopling, kelistrikan dan ban. Tapi, ada juga yang didatangkan dari luar. Proses perakitannya di Semarang,” tuturnya.

Soal perjalanan Gunadi ke Himalaya, Frengky menjelaskan bahwa mereka sudah membekali dengan beberapa suku cadang yang mungkin diperlukan saat terjadi masalah. Mengingat, perjalanan dilakukan seorang diri.

“Dia bawa kampas kopling, kampas rem, kabel kopling, dan oli. Suku cadang standar yang biasa buat servis jika sudah menempuh ribuan kilometer saja,” ungkapnya.

Meski tengah menyiapkan Vortex versi injeksi, namun tipe yang digunakan Gunadi masih menganut sistem pengabutan karburator. Ada alasan khusus untuk itu.

“Di sana kan dingin banget. Electronic control unit sistem injeksi bisa error kalau kena suhu dingin. Kalau pakai karburator kan enggak masalah, tinggal atur ulang spuyer pakai obeng,” ujarnya.

Selain Vortex, Viar yang dulu dikenal sebagai pembuat motor roda tiga juga memiliki produk yang tidak kalan tenar. Adalah Q1, sepeda motor listrik pertama di Indonesia buatan mereka yang sudah dilengkapi dengan surat tanda nomor kendaraan dan pelat nomor.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya