'Renovasi' Vagina, Kebutuhan atau Tren Semata?
- Pexels/Adrianna Calvo
Sementara semi-invasif, terdiri atas Labia Mayora Augmentation dengan tujuan menambah volume pada bagian bibir vagina labia luar, yang dapat dilakukan dengan Platelet Rich Plasma (PRP) atau filler, sehingga tampilan vagina lebih berisi dan kencang. Selain itu, G-spot Injection untuk meningkatkan orgasme dan membantu wanita yang tidak dapat menikmati hubungan seks akibat kehilangan titik sensitifnya.
Adapun cara invasif yang ditawarkan di kliniknya, Bamed Women's Clinic, yakni Hymenoplasty untuk memperbaiki selaput dara yang telah robek dengan menjahitnya kembali menjadi utuh, Vaginoplasty untuk mengencangkan vagina, mengembalikan tampilan asli vagina dan merekonstruksi bentuk vagina. Selain itu, Labia Minoraplasty yang bertujuan memperbaharui struktur anatomi labia minora yang sebelumnya berlebihan atau tidak simetris, Labia Mayoraplasty untuk memperbaharui bibir vagina labia luar yang mulai kendur karena proses melahirkan atau penuaan dan Clitoral Hood Reduction untuk mengubah bentuk klitoris yang terlalu besar agar lebih tertutup atau kecil.
Dari sejumlah treatment yang ditawarkan untuk peremajaan vagina tersebut, menurut dia, vaginoplasty paling banyak dilakukan wanita karena untuk mengatasi masalah vagina longgar atau merapikan bekas melahirkan yang secara kosmetik dan estetik tidak baik. "Jadi pure kebutuhan murni, jadi mayority vaginoplasty masih nomor satu," ujarnya.
Adapun untuk mendapatkan hasil yang baik perlu melakukan setidaknya tiga kali laser. Dan biaya paket laser vagina untuk tiga kali di kliniknya sekitar Rp15 juta.
Amankah peremajaan vagina?
Kendati mulai banyak wanita melakukan peremajaan vagina, namun tak sedikit yang mempertanyakan keamanan prosedur ini. Bahkan Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat belum lama ini mengeluarkan peringatan soal prosedur peremajaan vagina dengan alat berbasis energi.
FDA juga belum bisa memastikan bahwa perangkat berbasis energi untuk peremajaan vagina itu aman digunakan. Sebenarnya FDA pernah memberi lisensi perangkat atau alat berbasis energi ginekologi atau terkait reproduksi wanita untuk mengobati kerusakan abnormal pada jaringan vagina atau prakanker serviks hingga membuang kutil pada organ intim, namun alat tersebut tidak digunakan untuk perawatan peremajaan vagina.