Memapankan Identitas Musik Klasik Indonesia
- VIVA/M Ali Wafa
Dikenal sebagai salah satu pianis dan komposer terpenting di negeri ini, apa visi dan misi Anda untuk musik klasik Indonesia?
Buat saya semua orang penting. Saya enggak merasa (menjadi pianis dan komposer terpenting di Indonesia) sih. Soal visi dan misi, saya sebetulnya lebih ingin memapankan identitas musik klasik Indonesia karena kelihatannya yang belajar musik klasik di Indonesia sangat terpaku dengan musik-musik Barat, sedangkan hampir semua negara di dunia, seperti Jepang, Korea, China dan lainnya (kecuali Afrika), itu sudah punya identitas musik klasik seperti apa. Â
Identitas itu tetap tekniknya Barat, cara memainkannya, komposisinya, tapi materialnya sangat Indonesia. Kita itu punya material yang banyak, instrumen yang sangat beragam, ada dari bambu, di mana negara lain enggak punya.
Kalau mau mendunia, instrumennya mesti standar seperti piano. Tapi kalau material musiknya kolintang yang bunyinya beda, harmoninya beda, begitu juga gamelan yang beda tangga nadanya, itu yang menurut saya harus dieksploitasi di komposisi musik klasik Indonesia. Dan hanya dengan itu, kita bisa mendunia karena kalau kita meniru Beethoven atau Mozart, kita hanya bangsa yang meniru saja.
Musik klasik Indonesia sudah ada sejak kapan?
Mungkin sampai sekarang musik klasik Indonesia belum ada karena komponis Indonesia itu, ada Amir Pasaribu tapi musiknya sangat terbatas dan belum mendunia karena beliau hanya berkonsentrasi pada piano. Beliau saya kira komponis pertama yang mengeksploitasi material musik daerah Indonesia. Beliau membuka jalan, membuka pintu tapi enggak ada yang masuk, enggak ada yang melangkah, jadi saya pikir sayang sekali ada yang memberi jalan, kenapa enggak kita masukin. Â
Seperti apa karakter musik klasik Indonesia?
Material, harmoni, melodinya dari musik rakyat Indonesia, instrumennya saja yang Barat, tangga nada dan tekniknya Barat, sehingga semua pianis bisa memainkannya. Jadi ini strateginya seperti proxy war, menyebarkan kebudayaan dengan tangan orang lain karena penyebaran musik-musik Barat seperti itu. Â
Musiknya Mozart yang mainin orang-orang Indonesia, bukan mengirim pianis dari Austria ke Indonesia, bukan begitu, itu akan susah. Ini musik Indonesia harus bisa dimainkan pianis-pianis dari seluruh dunia. Â