Muslihat Politik Mahathir
- ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Afriadi Hikmal
Tanda-tanda itu makin jelas. Partai Bersatu akhirnya keluar dari koalisi pendukung Anwar, beberapa jam setelah Mahathir mundur. Begitu pula sejumlah politisi PKR membelot dan memilih bergabung bersama koalisi baru yang dibangun Partai Bersatu – yang kabarnya juga didukung oleh para politisi dari seteru mereka, yaitu Partai UMNO.
Anwar mengendus sabotase perpecahan di koalisi Pakatan Harapan itu, yang membuat dia bisa gagal meraih ambisi jadi PM Malaysia. Apalagi kalau pengunduran diri Mahathir itu merupakan bagian dari skenario tersebut. Bila ini yang terjadi, maka menggambarkan bahwa perpolitikan di Malaysia sangat sarat intrik dan penuh muslihat. Â Â
Menariknya, walau sudah menyodorkan surat pengunduran diri, Mahathir tidak langsung meninggalkan jabatan. Malah Raja Malaysia meminta Mahathir untuk sementara menjadi PM interim, hingga terpilih pemimpin baru. Ini tidak lantas membuat Deputi PM Wan Azizah Wan Ismail, yang merupakan istri Anwar, langsung menggantikan Mahathir.Â
Hubungan Mahathir dan Anwar
Bagi mahasiswa dan pakar ilmu politik, hubungan Mahathir dan Anwar merupakan contoh yang tepat untuk menggambarkan ungkapan sakral: tidak ada teman maupun musuh abadi, yang ada hanyalah kepentingan yang abadi. Publik Malaysia tahu persis bagaimana hubungan dua politisi itu diwarnai dengan drama yang ekstrem dan terkesan brutal.Â
Lebih dari 20 tahun silam, Mahathir dan Anwar ibarat dwi tunggal, seperti guru dan murid, selama mereka berkiprah di Partai UMNOÂ dan memerintah Malaysia. Mahathir sebagai Ketua Partai merangkap Perdana Menteri Malaysia, sedangkan Anwar adalah tangan kanannya di partai sekaligus Deputi PM.Â
Saat itu, banyak yang mengira kepemimpinan di Malaysia akan berlanjut mulus dengan peralihan antara Mahathir ke Anwar sebelum muncul petaka 1998. Bersamaan dengan munculnya krisis moneter di Malaysia dan negara-negara lain di Asia, meruncing pula perbedaan Mahathir dan Anwar dalam pandangan politik dan pengelolaan negara.Â
Sebagai pemimpin yang berkuasa sejak 1981, Mahathir terlalu kuat. Anwar pun terjerembab sangat dalam. Dipecat dari pemerintahan dan Partai UMNO pada awal September 1998, dia pun dipenjara atas kasus sodomi. Dua figur itu akhirnya jadi musuh bebuyutan.Â