Lagi, Pesawat TNI Alami Kecelakaan

Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Di Mata Pengamat

Pengamat penerbangan Alvin Lie menyebutkan bahwa ada banyak hal dan faktor dalam mengungkap kecelakaan pesawat T-50i Golden Eagle. Alvin sempat melihat video yang tayang di sebuah stasiun televisi.

"Saya lihat videonya tadi saat vertikal naik ke atas kelihatan bagus. Pas turun sepertinya gagal recovery. Itu terjadi sepersekian detik," katanya saat di hubungi VIVA.co.id.

Lanjut Alvin, dalam manuver yang berbahaya dan waktu yang singkat seperti itu banyak faktor yang bisa menyebabkan kecelakaan. Bahkan Pilot dan Co Pilot sendiri tidak sempat menyelamatkan diri hingga gugur saat pesawat jatuh.

"Kemungkinan bisa sistem kendali, bisa engine. Kita tidak bisa spekulasi. Kita harus benar-benar investigasi," kata Alvin.

Selain itu, menurut Alvin, para penerbang yang melakukan akrobat udara bukanlah penerbang sembarangan dan tidak semua pilot bisa melakukan manuver dalam akrobat udara.

"Perlu penerbang handal, senior, fasih. Kenal cuaca. Kenal pesawat. Dan saat itu cuaca cerah. Kita belum tahu apa yang tidak beres," ujar Alvin.

Menurutnya T-50 Golden Eagle merupakan pesawat generasi baru yang merupakan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan.

"Usianya baru sekitar lima tahun. Perlu investigasi agar tidak terulang. Kerja sama Indonesia dan Korea Selatan punya nilai strategis untuk mengembangan pesawat latih dan tempur," ujarnya.

Pesawat TNI pun Pernah Alami Kecelakaan

Menilik ke belakang, kecelakaan pesawat milik TNI pernah terjadi serupa. Kejadian pertama adalah dua pesawat yang diterbangkan oleh Tim Jupiter TNI AU bertabrakan di udara.

Peristiwa itu terjadi saat kedua pesawat melakukan atraksi di Malaysia pada bulan Maret 2015. Meski bertabrakan, empat pilot yang ada di dalamnya dikabarkan selamat.

Mereka berhasil keluar dari pesawat dengan menggunakan kursi pelontar. Empat penerbang TNI AU itu tidak mengalami luka serius.

"Mereka ada di rumah sakit di Langkawi dalam kondisi sehat, tidak ada luka besar, hanya tergores. Mereka juga dikunjungi menteri pertahanan Malaysia," ujar Dubes RI untuk Malaysia, Herman Prayitno saat itu.

Tim Jupiter TNI AU berangkat ke Langkawi, Malaysia pada Rabu, 11 Maret 2015, untuk mengikuti acara Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA) Exibition 2015, yang akan diselenggarakan 17 hingga 21 Maret 2015.

Kejadian lainnya adalah jatuhnya pesawat Hercules C130 milik TNI AU di Medan Sumatera Utara.

Pesawat yang diterbangkan oleh Sandy dari Skuadron 32 jatuh menimpa permukiman warga di kawasan itu.

Badan pesawat terlihat hancur dan terbakar. Jatuhnya pesawat Hercules tersebut menyebabkan tiga ruko yang tertimpa hancur tak tersisa.

Saat kejadian itu, sekitar puluhan orang menjadi korban jiwa. Korban yang selamat dilarikan ke RSUP Haji Adam Malik.

Menurut Kepala Penerangan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Letkol Sutrisno, dari Malang pesawat mulai tinggal landas pada pukul 09.00 WIB, Senin 29 Juni 2015.

Pesawat terbang dalam misi penerbangan umum membawa logistik menuju daerah yang tidak terjangkau di Indonesia bagian Barat. Pesawat melanjutkan penerbangan dari Halim Perdanakusuma pada Selasa 30 Juni 2015. Dari Halim ada 44 orang yang ikut penerbangan. Total ada 56 orang yang ada dalam pesawat.

"Dari Malang ada 12 kru, terbang dari Halim ada penambahan 44 penumpang. Kami tidak tahu, statusnya apakah penumpang ataukah kru, karena tak ada informasi tentang manifesnya," katanya.
 

Aksi Heroik Pilot Wanita saat Pesawat Meledak di Langit
Maskapai Sriwijaya Air

8 Kecelakaan Pesawat Terbesar di Indonesia

Seperti yang diketahui khalayak umum, tragedi kecelakaan pesawat terbang di Indonesia sudah cukup banyak terjadi.

img_title
VIVA.co.id
10 Januari 2021