Saat Teknologi 'Mempermudah' Ujian Nasional
- VIVA.co.id/Zulfikar Husein
Mesin genset ini disiapkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sampit untuk dipakai selama pelaksanaan UN. Perusahaan pelat merah itu tidak bisa menjamin ketiadaan pemadaman listrik akibat defisit daya selama UN berlangsung.
Tak hanya genset, PLN menyiagakan tiga petugas di setiap sekolah untuk mengoperasikan mesin genset. "Agar tidak ada gangguan selama UN berlangsung, sehingga siswa bisa tenang dan fokus mengerjakan soal," kata Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sampit, M. Darma Setiawan, Senin 4 April 2016.
Kekhawatiran terkait pasokan listrik selama Ujian Nasional Berbasis Komputer juga menghantui sekolah di Provinsi Aceh.
Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Lhokseumawe, lantaran khawatir aliran listrik putus, sekolah terpaksa menyewa genset untuk menjaga kenyamanan siswa saat ujian berlangsung.
“Selama ini kami lihat listrik di daerah kami sangat sering padam, makanya kami menyediakan genset. Memang sudah dijamin sama pemerintah dan PLN, tapi kami kan tidak berani jamin kalau tiba-tiba padam,” ujar Nurasma, kepala SMA Negeri 1 Lhokseumawe, Senin 4 April 2016.
Keputusan sekolah menyewa genset tersebut, menurut Nurasma, berangkat dari pengalaman mereka saat uji coba pelaksanaan UN berbasis komputer pada bulan lalu. Saat itu, terjadi pemadaman listrik secara tiba-tiba. Akibatnya, siswa terpaksa mengulang kembali proses ujian.
“Kami sewa selama tiga hari, dipakai atau tidak kami tetap harus bayar Rp1 juta per hari, jadi semua Rp3 juta,” kata Nurasma.
UN masih menyisakan beberapa hari lagi. Kendala teknis di hari pertama diharapkan tidak terjadi hingga UN berakhir.
Bagaimana pun, khusus untuk UN Berbasis Komputer, kestabilan jaringan internet hingga jaminan pasokan listrik tak bisa disepelekan. Butuh kesiapan matang, sehingga siswa nyaman menjalankan ujian nasional.
Laporan: Didi Syachwani/Kalimantan Tengah