Ujian Pertama Calon Haji Sebelum Tiba di Tanah Suci
- AP Photo/Hassan Ammar
"Pressure papan meluncur tidak mengembang, tekanan udara kurang dari 300 psi," kata Dwi saat memberi penjelasan kepada para jemaah di Aula Asrama Haji Sudiang, Makassar, Selasa, 9 Agustus 2016.
Atas keterlambatan ini, Dwi menyampaikan permintan maaf mewakili Garuda Indonesia, kepada seluruh jemaah.
Tak hanya itu, ada juga dua calon haji asal Pamekasan, Madura, Jawa Timur, yang harus menunda keberangkatannya karena ada ketidaksamaan huruf nama, antara dokumen identitas dengan paspor mereka.Â
Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur, Mahfudh Shodar, menduga perbedaan identitas terjadi karena ketidaktahuan calon jemaah haji. "Karena jemaah ini kan kebanyakan orang kampung. Mungkin karena keawaman mereka sehingga terjadi perbedaan identitas di paspor," ujar dia.
Untuk berangkat, dua calon jemaah ini harus mengikuti proses permohonan kesamaan identitas di pengadilan negeri daerah setempat.
Penundaan keberangkatan juga dialami calon jemaah haji asal Kabupaten Garut, Jawa Barat, Yayah Engko (73 tahun) dan Abdul Manan Engko (69 tahun). Mereka tertahan di Asrama Haji Embarkasi Jawa Barat, karena belum diberi vaksin meningitis. Rencananya, kedua calon jemaah haji ini akan diberangkatkan bersama pada kloter susulan yang telah disediakan pemerintah.
Di Jawa Timur, lima jemaah asal Madura batal berangkat. Alasannya, dua jemaah belum diberi vaksin, dua lainnya sakit, dan seorang dinyatakan meninggal dunia.
Namun permasalahan pada jemaah asal Madura bukan hanya itu. Saat diperiksa mesin pemindai di Asrama Haji Surabaya, Jawa Timur, petugas menemukan berbagai benda mencurigakan dalam lima koper jemaah.
Setelah dibongkar, di dalam satu koper ditemukan jamu kuat lelaki dan sari rapat sebanyak 18 kotak, tiga koper berisi 14 slop rokok, dan satu koper lagi berisi beras jagung. Meski begitu, semua jemaah itu tetap bisa berangkat setelah barang-barang itu dikeluarkan petugas.
Pesan Para Menteri
Pada para jemaah yang berangkat, pemerintah sudah mewanti-wanti agar menjaga kondisi mereka. Sebab, iklim di Arab Saudi berbeda jauh dengan Indonesia. Jika musim panas, siang hari di sana rata-rata suhu bisa mencapai 40 derajat celcius. Sementara kelembaban udara umumnya berkisar antara 32-35 derajat celcius.