Mendunia Melalui Alibaba
- www.reuters.com/China Daily
"Jangan sampai ke balik saja, yang mana justru nanti produk China yang melimpah ke sini dan justru UMKM kita nantinya merana," kata Hersut.
Senada, Kristiono berpesan, jangan sampai hingar bingar membangun e-commerce Indonesia malah memberikan kesempatan bebas bagi toko online asing menjamur dan menjadikan Indonesia sebagai pasar.
Terkait dengan hal itu, Kominfo memberikan penegasan, pemerintah tak ingin hanya menjadi pasar dan dibanjiri produk luar negeri.
Noor Iza mengatakan, target pemerintah jelas mengglobalkan UKM lokal. Walau bekerja sama dengan Alibaba, tetapi bukan berarti produk Alibaba akan merajai di Indonesia.
"Kita tak memberikan jalan lebar buat Alibaba dengan adanya kerja sama ini Ini membuka keran produk China, misalnya. Tidak begitu," kata Noor Iza kepada VIVA.co.id.
Terkait dengan hal itu, Hersut merasa perlu ada proteksi terhadap e-commerce lokal dan sosialisasi penggunaan e-commerce lokal, dari presiden, wakil presiden sampai menteri dan pejabat tinggi Indonesia.
Sementara itu, Nonot melontarkan ide, agar Indonesia membuat marketplace bersama, yang mana semua toko dan UKM Indonesia dipampang pada platform Alibaba dan Lazada, dengan memastikan semua kurir dan pengiriman menggunakan layanan dalam negeri.
"Jangan sampai tokonya toko online di luar negeri sana, barang dikirim lewat bandara, pelabuhan bebas pajak dan diantar ke rumah pakai kurir luar negeri," jelasnya.
Sedangkan Kristiono mengatakan, pemerintah perlu memfasilitasi pertumbuhan e-commerce untuk UKM berbasis Business-to-Business, atau B2B, dengan dilengkapi fasilitas pembayaran sesuai literasi digital.
Tak kalah pentingnya, yaitu pemerintah membina pada UKM yang umumnya masih lemah, misalnya membina kualitas desain, kualitas kendali, kapasitas produksi dan kepastian pengiriman sampai harga yang bersaing. (asp)