Di Balik Sukses Penyelenggaraan Haji 2017
- VIVA.co.id/Eko Priliawito
Merespons survei BPS ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian ini. Sekali pun awalnya, Lukman merasa tak percaya diri dengan fakta jumlah jemaah haji tahun ini mengalami penambahan luar biasa dari 168.800 menjadi 221.000, atau bertambah 52.200 jemaah.
Di sisi lain, penambahan jumlah petugas haji tahun ini tidak signifikan, hanya bertambah 250 orang dari 3.250 petugas di tahun lalu menjadi hanya 3.500 petugas di tahun ini. Dengan rasio perbandingan 1 petugas melayani 63 jemaah. Menurut Menag, rasio perbandingan ini sangat tidak ideal.
"Karenanya kami merasa bersyukur hasil indeks kepuasan jemaah haji 2017 angkanya 84,85. Artinya sejak 2014, sejak pemerintahan Jokowi-JK ini mengalami tren yang terus naik," kata Lukman yang juga menghadiri hasil survei BPS tersebut.
Menag sangat bersyukur karena salah satu poin yang cukup baik peningkatannya adalah layanan petugas haji. "Ini akan sangat membesarkan hati kita karena akan menaikkan spirit, memotivasi kita untuk bekerja lebih baik lagi," ujar Lukman Hakim.
Masalah di Armina
Di tengah pencapaian itu, Lukman mengakui masih ada indeks pelayanan jemaah haji yang rendah. Diantaranya adalah masalah katering di Arafah-Mina, lalu layanan bus di Arafah-Mina, dan layanan tenda di Mina.
Lukman menyadari pemerintah tak punya kebebasan penuh dalam mengatur keperluan 221.000 WNI yang berhaji. Karena bagaimana pun penyelenggaraan ibadah berada di negara lain, yang punya budaya, iklim cuaca dan regulasi yang berbeda. "Tentu kami sebagai penyelenggara tidak punya keleluasaan penuh mengatur jemaah kita," kata Lukman.
Mantan Wakil Ketua MPR itu mengakui pelayanan di Arafah-Mina memang lebih minim dibanding Mekah-Madinah. Apalagi di Arafah-Mina, jemaah tinggal di tenda, tidak seperti di Mekah-Madinah yang tinggal di hotel. Hal itu menurutnya juga mempengaruhi kualitas katering.
"Kateringnya juga, dikelola oleh perusahaan katering yang di tengah cuaca yang panas, itu cepat sekali perubahan. Katering disuplai dari dapur di Arafah-Mina. Kualitasnya bisa dibandingkan dengan katering di sebuah perusahaan katering yang baik, dibanding dapur umum yang ada di Arafah-Mina," terang Lukman.
Di Arafah-Mina juga katanya, pemerintah tidak memiliki keleluasaan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Berbeda dengan di Madinah dan Mekah, di mana pemerintah bisa menentukan hotel dan transportasinya.