for Revenge Suguhkan Pertunjukan Emosional di Konser Tunggal Sang Derana Jakarta
- Dok. for Revenge
Jakarta, VIVA – Band rock alternatif asal Bandung, for Revenge, telah menggelar konser tunggal bertajuk Sang Derana di Ecovention Hall Ancol, Jakarta Utara, baru-baru ini. Dalam penampilan yang berlangsung selama dua jam, grup yang telah berkarya sejak 2006 itu menghadirkan sebuah pertunjukan megah yang tidak hanya memukau secara musikal, tetapi juga menyentuh secara emosional dan visual bagi para penontonnya.
Konser ini dibagi dalam empat babak yakni Keakuan, Pengakuan, Berserakan, dan Menemukan. Masing-masing babak menyuguhkan alur cerita mendalam yang menggiring penonton menyelami perjalanan batin para personel. Mulai dari luka dan keraguan, hingga pencarian jati diri dan harapan, for Revenge mengajak penontonnya untuk turut merasakan setiap emosi yang mereka tuangkan lewat lagu-lagu penuh energi dan lirik puitis. Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!
Selama konser, sejumlah lagu andalan seperti Derana, Demi Semesta, The Wall (bersama Willy dari Aftercoma), hingga Semula dan Lentera disajikan dalam aransemen megah yang mengguncang panggung. Penampilan spesial juga terjadi saat for Revenge membawakan uKYdS (Untuk Kau yang Di Sana) bersama band pop punk Stand Here Alone, menciptakan ledakan energi dengan gaya khas mereka.
Salah satu momen paling mengharukan terjadi saat lagu Jakarta Hari Ini dibawakan bersama Cynantia Pratita, istri dari sang vokalis, Boniex. Di tengah penampilan, Boniex mencium perut sang istri yang tengah mengandung, menghadirkan suasana emosional yang menyentuh seluruh penjuru venue.
Konser Sang Derana juga menampilkan beragam kolaborasi lintas genre yang memperkaya dimensi musikal malam itu. Penyair dan aktor Wira Nagara naik ke panggung untuk membacakan puisi yang mengiringi lagu Kala Luka Berpesta, menciptakan atmosfer reflektif yang mendalam. Elsa Japasal turut membawakan Menunggu Giliran, sementara Fiersa Besari hadir membius penonton lewat lagu Ada Selamanya dengan vokal dan lirik yang menggugah hati.
Puncak emosi penonton tercurah saat lagu Penyangkalan dimainkan bersama Lomba Sihir, sebelum konser ditutup dengan lagu Pulang. Di akhir penampilan, kejutan tak terlupakan terjadi saat Cimot, drummer sekaligus pendiri for Revenge yang absen tampil karena cedera, naik ke panggung dan memeluk rekan-rekannya: Boniex, Arief, dan Izha. Tangis pecah, bukan hanya di atas panggung, tetapi juga di antara ribuan penonton yang ikut larut dalam momen haru itu.
“Pertama kalinya For Revenge konser, harusnya Cimot ada di drum!” ujar Boniex dengan suara bergetar.
“Gua, Arif, sama Ija mungkin baru berbulan-bulan nyiapin konser ini buat kalian. Tapi Cimot… 19 tahun dia pertahanin band ini," sambungnya.
Cimot mengenang perjuangan awalnya membangun band ini sejak 2006.
“Awalnya cuma buat mantan. Tapi ternyata bukan cuma mantan yang gua hadapin. Hinaan, cacian, ‘Kenapa lu masih nganggur?’ ‘Masa depan lu mana?’ Semua gua lewatin,” ungkapnya.
Ia menegaskan, “Lu gak bisa ngerubah persepsi orang terhadap lu, tapi lu bisa ngerubah diri lu buat menghadapi persepsi orang lain. Terima kasih buat semua yang hadir malam ini. Kalian wujudin mimpi gua,” katanya.
Sebagai penutup, for Revenge membawakan Serana, seolah menjadi titik tenang setelah derasnya gelombang emosi yang dibangun sepanjang malam. Lagu ini menjadi penawar, penutup yang manis dari perjalanan batin yang disuguhkan dalam konser Sang Derana.