Film BELIEVE Raih Banyak Pujian, Disebut Sebagai Karya Penuh Nilai

Film Believe
Sumber :
  • ist

Jakarta, VIVA – Sejak penayangannya pada 24 Juli 2025 lalu, film laga drama terbesar tahun 2025: BELIEVE – Takdir, Mimpi, Keberanian langsung mencuri perhatian. Film BELIEVE merupakan debut pertama rumah produksi Bahagia Tanpa Drama. 

Oki Rengga, Dicky Difie Hingga Arafah Rianti, Siap Kocok Perut Lewat Film Jadi Tuh Barang

Disutradarai oleh Rahabi Mandra, Arwin Tri Wardhana dan diproduseri oleh Celerina Judisari, film ini dibintangi oleh Ajil Ditto, Marthino Lio, Wafda Saifan, Adinda Thomas, Maudy Koesnaedi dan para aktor muda lainnya yang menyuguhkan penampilan kuat dan emosional. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

Believe mengisahkan perjalanan Agus (Ajil Ditto), seorang pemuda yang tumbuh dengan luka batin karena merasa tidak pernah memahami ayahnya, Serka Dedi (Wafda Saifan), seorang prajurit yang bertugas dalam Operasi Seroja pada 1975-1976, salah satu operasi militer bersejarah Indonesia di Timor Timur. Agus memandang sang ayah sebagai sosok keras, dingin, dan jauh secara emosional. 

Kevin Julio Perankan Sutradara Nyentrik di Film Si Paling Aktor, Hasil Riset dari Dunia Nyata

Namun, kematian tragis sang ayah menjadi titik balik yang membuka mata Agus tentang pengorbanan besar yang tersembunyi di balik sikap diam ayahnya. Dalam usahanya mencari jawaban, Agus memilih jalur yang sama dengan ayahnya, menjadi prajurit, bukan untuk meniru, tetapi untuk memahami siapa ayahnya sebenarnya.

Film ini dengan cerdas menggali tema luka emosional dalam hubungan ayah dan anak, serta bagaimana trauma yang tidak terselesaikan dapat membentuk identitas seseorang. Agus, yang awalnya dipenuhi amarah dan kebingungan, menemukan bahwa jalan untuk memahami ayahnya adalah dengan menghadapi tantangan yang sama di medan perang. Cerita ini tidak hanya tentang keberanian fisik, tetapi juga keberanian emosional untuk memaafkan, memahami, dan mencintai dalam diam.

Haru Biru Film Lyora: Penantian Buah Hati, Angkat Kisah Nyata Meutya Hafid

Mukit Hendrayatno, S.T., Komisaris PT Etos Kreatif Indonesia, turut mengomentari film ini. Menurutnya, film BELIEVE tidak hanya menghadirkan hiburan yang berkualitas, tetapi juga memantik rasa cinta tanah air dan dorongan untuk terus berkarya. 

“Kami berharap generasi muda di lingkungan Ethos, terutama Gen Z yang penuh kreativitas dan energi, dapat terinspirasi dan memperkuat komitmennya dalam memberi makna pada setiap langkah kerja,” ujar Mukit Hendrayatno saat sesi nonton bareng film BELIEVE bersama 1.999 karyawan PT Etos Kreatif Indonesia, secara serentak di bioskop Jakarta, Purwokerto, dan Cilacap.

Sebagai salah satu media partner resmi dalam peluncuran BELIEVE, Ethos melihat film ini bukan hanya sebagai tontonan, melainkan sebagai karya penuh nilai. Diangkat dari kisah nyata Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, BELIEVE menampilkan kisah kepemimpinan, loyalitas, serta perjuangan tanpa pamrih. Narasi ini selaras dengan nilai-nilai perusahaan yang menjunjung integritas, ketekunan, dan kontribusi untuk kemajuan bangsa.

Bukan sekadar menyaksikan film, acara ini menjadi ajakan untuk kembali menghayati makna bekerja. Dalam dunia profesional yang semakin kompleks, penting bagi individu untuk tidak hanya fokus pada pencapaian angka, tetapi juga memperkuat nilai dan dampak sosial dari pekerjaan yang dilakukan. 

Film BELIEVE, yang saat ini masih tayang di layar lebar dan telah meraih penghargaan di berbagai festival internasional, menjadi pengingat bahwa keberanian bisa ditemukan dalam berbagai bentuk termasuk keberanian untuk berubah, bertindak, dan terus melangkah.

“Ketika semangat nasionalisme menjadi bagian dari keseharian, maka bekerja bukan lagi sekadar menjalankan tugas, tapi menjadi bentuk nyata dari rasa cinta dan pengabdian kepada bangsa,” ungkapnya. 

“Kami percaya bahwa setiap orang adalah pejuang dalam ruangnya masing-masing. Dengan menyalakan kembali semangat BELIEVE, kami ingin menguatkan keyakinan bahwa masa depan dibentuk oleh mereka yang percaya dan berani mengambil langkah pertama,” tutup Mukit Hendrayatno.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya