Meghan Markle Menangis Histeris Saat Tau Istana Buckingham Bantah Pangeran William Bully Dirinya

Pangeran Harry dan Meghan Markle
Sumber :
  • NDTV

VIVA – Meghan Markle kembali menjadi sorotan publik menyusul dengan dokumenter Netflix Harry & Meghan. Dalam dokumenter tersebut istri Pangeran Harry itu mengungkap bahwa dirinya mendapat tindakan bullying dari kakak iparnya, Pangeran William. Hal ini menyebabkan dirinya mundur dari tugas kerajaan. Namun sayangnya, mereka harus gigit jari lantaran Istana Buckingham merilis bantahan yang dialamatkan kepada calon penerus tahta Raja Charles itu. 

Heboh Rencana Pemakaman Raja Charles Bocor Ke Publik, Bagaimana Kondisi Kesehatannya Saat Ini?

Disebutkan bahwa rilis yang dikeluarkan pihak kerajaan mengejutkan keduanya lantaran dikeluarkan tanpa persetujuan Harry dan tidak mewakili sudut pandang mereka. Scroll lebih lanjut untuk mengetahui cerita selengkapnya!

Melansir laman Times of India, dalam dokumenter Netflix itu, Harry mengingat betul momen ketika ia melihat pernyataan yang  dikeluarkan pihak istana untuk pertama kali. Saat itu dia sadar bahwa pernyataan tersebut dirilis tanpa persetujuannya. Harry juga mengungkap reaksi sang istri terkait hal itu, dan mengungkap reaksi sang istri langsung emosional.

Pangeran William Akan Copot Gelar Kehormatan Harry dan Meghan karena...

“Tidak ada yang meminta izin padaku. Dia langsung menangis tersedu-sedu,” kata Harry.

Pernyataan itu dikeluarkan oleh Istana Buckingham atas nama kedua pangeran pada Januari 2020. Namun, menurut Harry di dokumenter tersebut, ia sama sekali tidak pernah menyetujui atau mengetahui bahwa pernyataan itu akan dirilis. Isi pernyataan dimaksudkan untuk membantah rumor bahwa perilaku William menjadi salah satu alasan Meghan memilih mundur dari kehidupan publik. Saat itu, media memang ramai berspekulasi soal ketegangan di dalam istana.

Terungkap! Alasan Pangeran William Tak Pernah Pakai Cincin Kawin Setelah 14 Tahun Menikah

Harry meyakini istana bergerak cepat untuk melindungi reputasi William, namun tidak menunjukkan sikap yang sama untuk membela dirinya dan Meghan dari penyebaran informasi yang salah.

“Selama tiga tahun, mereka tidak akan mengatakan yang sebenarnya untuk melindungi kami. Tapi hanya dalam empat jam, mereka mau berbohong untuk melindungi saudaraku,” kata Harry.

Ucapannya mencerminkan rasa dikhianati yang mendalam yang ia dan Meghan rasakan saat itu. Kejadian itu, kini sering disebut sebagai salah satu titik balik yang membuat hubungan kakak-beradik itu semakin renggang. Dahulu mereka begitu dekat, terutama saat sama-sama berduka atas kepergian sang ibu, Putri Diana. Kini, William tetap menjalankan tugas kerajaan di Inggris, sementara Harry dan Meghan membangun kehidupan baru di California bersama anak-anak mereka, Archie dan Lilibet.

Tanda-Tanda Pencairan Suasana?

Meski begitu, ada tanda-tanda tipis bahwa hubungan dingin antara pasangan Sussex dan anggota kerajaan lainnya mulai mencair. Rumor menyebut ada pertemuan santai di London antara penasihat komunikasi PR utama Harry, Liam Maguire, rekan AS-nya Meredith Maines, dan penasihat media senior Raja Charles, Tobyn Andrea.
Pertemuan yang berlangsung sambil minum itu disebut tanpa agenda resmi. Tujuannya lebih untuk membuka ruang obrolan jujur yang oleh beberapa orang dalam istana dianggap sebagai awal yang baik.

Salah satu sumber menyebut momen itu sebagai kesempatan positif setelah bertahun-tahun ketegangan.

“Jalannya masih panjang, tapi setidaknya saluran komunikasi terbuka lagi untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun,” kata sumber tersebut.

Bagi Harry dan Meghan, kenangan saat merasa diserang dan dibiarkan rentan oleh cerita yang mereka bantah kemungkinan besar akan sulit dilupakan. Apakah jalur komunikasi baru ini akan berujung pada rekonsiliasi sejati, masih belum jelas. Dalam keluarga kerajaan, urusan pribadi dan citra publik sangat erat kaitannya, sehingga membangun kembali hubungan pribadi juga berarti harus berhadapan dengan opini publik. Di situasi seperti ini, setiap kata, setiap penampilan, bahkan setiap diam, bisa meninggalkan kesan yang bertahan lama.

Jalan Panjang ke Depan

Untuk saat ini, kontroversi atas pernyataan itu tetap menjadi pengingat pahit tentang kesulitan yang dialami pasangan Sussex selama menjadi bangsawan senior. Peristiwa ini menunjukkan bagaimana perbedaan gaya dan prioritas dalam keluarga kerajaan bisa berdampak besar secara emosional, apalagi jika kepercayaan sudah rusak.

Jika rekonsiliasi benar-benar ingin terwujud, itu tidak akan cukup dengan satu pertemuan saja. Dibutuhkan waktu, diskusi berkelanjutan, dan komitmen semua pihak untuk mengakui luka lama tanpa membiarkannya terus menentukan masa depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya