Deddy Corbuzier Kuliti Pernyataan Anggota DPR yang Bicara Ngawur, Ada Unsur Kesengajaan!
- IG @mastercorbuzier
Jakarta, VIVA – Kontroversi lama Deddy Corbuzier soal Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali dibahas ketika ia berbincang dengan Abigail Limuria. Meski topik utama mereka sebenarnya soal DPR, Deddy justru menyinggung kembali pernyataannya yang sempat viral awal tahun ini.
"Lu ingat gak pada saat gue dulu ngomong 'MBG enggak enak, pea' gue diserang?" tanya Deddy kepada Abigail di podcast Close the Door, Dikutip Jumat 5 September 2025. Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!
Saat itu, menurut Deddy, ia berani melontarkan pendapat lantaran belum menjabat sebagai Staf Khusus (Stafsus) Menteri Pertahanan.
"Saya belum jadi Stafsus. Begitu saya diangkat jadi Stafsus, hmm tunggu bentar dulu. Kalau mau ngomong tunggu dulu," ujarnya.
Tak Ada Penyesalan
Abigail kemudian menanyakan apakah Deddy menyesal karena ucapannya membuat ia banjir serangan publik. Namun, sang podcaster menegaskan sikapnya.
"Nggak (nyesel). Pada saat itu enggak," kata Deddy.
Alasannya sederhana: ia merasa pernyataannya kala itu adalah opini pribadi, bukan mewakili institusi.
"Karena gua merasa gua individu, gue boleh punya (pendapat). Ya kalau menyakiti, sama (aja) kayak gue ngatain K-Pop. Lebih bahaya ngatain K-Pop," tambahnya.
Dari Viral ke Stafsus
Ucapan keras Deddy soal MBG pertama kali ramai pada pertengahan Januari 2025, hanya beberapa pekan setelah program Prabowo–Gibran berjalan. Dalam sebuah video, Deddy menanggapi siswa yang mengeluh lauk MBG terasa hambar.
"Ada satu video yang gue lihat ada anak ngomong ayamnya kurang enak. Kurang enak. Kurang enak palalu pe'a!" kata Deddy dengan nada tinggi.
Ia membandingkan pengalaman anak-anak sekolah itu dengan sang putra, Azka Corbuzier.
"Anak gue, Azka, dari dulu ikut gue syuting di mana-mana yang gue kasih makan adalah makanan box yang ada di sana, yang buat semua orang," ucapnya.
Menurut Deddy, kebiasaan itu membuat Azka tidak manja soal makanan.
"Komplain-komplain enggak enak, itu anak gue tabok. Nah, ente komplain. Sekaya apa ente? Gila!" lanjutnya.
Pernyataan tersebut langsung menuai kritik. Banyak yang menilai komentar Deddy tidak relevan dengan realita siswa penerima MBG. Bahkan pejabat pemerintah ikut turun tangan: Menko PMK Pratikno mengingatkan Deddy agar membuat konten positif, sementara Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menilai siswa tetap berhak menyampaikan pendapat.
Belajar dari Status Baru
Pengalaman itu menjadi titik refleksi bagi Deddy ketika akhirnya diangkat menjadi Stafsus Menhan pada 11 Februari 2025 lalu. Menurutnya, sejak saat itu ia harus lebih berhati-hati dalam berbicara.
"Begitu gue diangkat jadi Stafsus, yang pertama kali gue tanya, gue pikirkan, adalah begitu omongan-omongan yang berhubungan dengan masyarakat atau pemerintahan, harus benar-benar tidak boleh menyakiti, ada protokolernya, atau perintah," ungkapnya.
Dalam obrolan dengan Abigail, Deddy menyinggung kasus anggota DPR yang belakangan ini bicara ngawur hingga memancing kemarahan publik. Ia menilai hal itu bukan sekadar keceplosan, melainkan disengaja.
"Ketika lu bawa lambang, lu harus merhatiin apa pun yang lu omongin. Kepeleset sekali dua kali, bisa. Tapi menghina masyarakat adalah hal lain," tegasnya.
"Yang kita lihat sekarang kan bukan kepeleset," kata Abigail yang langsung dibenarkan oleh Deddy.