10 Artis Hollywood Anti-Vaksin, Jim Carrey hingga Robert De Niro
- Instagram/officialcarrey
VIVA – Sampai hari ini, hanya 55,4 persen orang Amerika yang telah divaksinasi sepenuhnya, meskipun kekhawatiran akan varian mutasi COVID-19 semakin meningkat.
Dengan begitu banyak orang yang menolak vaksin COVID-19, meskipun telah direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) dan terbukti aman.
Sejumlah selebriti Hollywood pun pernah mengambil sikap anti-vaksin di masa lalu. Namun, sebagai catatan, hanya karena mereka sebelumnya membuat pernyataan anti-vaksin, bukan berarti mereka masih memegang kepercayaan itu sampai sekarang. Itu juga bukan berarti mereka menolak untuk mendapatkan vaksin COVID-19.
Berikut ini adalah 10 artis Hollywood yang pernah mengambil sikap anti-vaksin, dikutip dari laman Buzz Feed, Sabtu, 9 Oktober 2021.
1. Jenny McCarthy
Model Jenny McCarthy secara luas dianggap sebagai wajah dari gerakan anti-vaksin. Dia menyalahkan autisme putranya pada vaksin MMR dan "kompilasi begitu banyak suntikan", meskipun komunitas medis membantah klaim ini.
Gagasan bahwa vaksin dapat memicu autisme memang sempat ramai di tahun 1998, seperti dikemukakan dokter Andrew Wakefield yang sekarang dipermalukan habis-habisan. Ditemukan bahwa dia gagal mengungkapkan kepentingan keuangan (pendanaannya berasal dari pengacara yang telah dilibatkan oleh orang tuanya dalam tuntutan hukum terhadap perusahaan penghasil vaksin).
Makalah itu telah disunting, dan Andrew dinyatakan bersalah atas pelanggaran etika, kekeliruan ilmiah dan penipuan yang disengaja. Dia kini dilarang melakukan praktik kedokteran.
Sementara Jenny menghabiskan bertahun-tahun sebagai juru bicara Generation Rescue, sebuah organisasi kontroversial yang dituduh menyebarkan disinformasi berbahaya. Dia juga menulis beberapa buku tentang masalah ini.
2. Jim Carrey
Jim Carrey
- Biography
Aktor, yang berkencan dengan Jenny McCarthy selama lima tahun, telah berulang kali keberatan dengan thimerosal, yang ironisnya ditambahkan ke vaksin selama tahun 1930-an untuk membantu mencegah kontaminasi yang berpotensi mengancam jiwa dengan mikroba berbahaya.
Setelah beberapa penolakan keras dari orang-orang yang salah informasi, lembaga kesehatan masyarakat setuju untuk menghapus thimerosal dari sebagian besar vaksin anak-anak karena sangat berhati-hati pada tahun 2001.
Menurut CDC, "Bahkan setelah thimerosal dihapus dari hampir semua vaksin anak, tingkat autisme terus meningkat. Meningkat, yang merupakan kebalikan dari apa yang diharapkan jika thimerosal menyebabkan autisme."