Di Balik Konser God Bless Unplugged: Menguji Eksistensi, Merawat Aset Negeri

Konser Godbless Unplugged
Sumber :
  • Instagram

Jakarta, VIVA – Konser God Bless Unplugged yang berlangsung sukses dan meriah di Balai Sarbini pada 17 Mei 2025 adalah untuk pertama kalinya, sekaligus untuk merayakan perjalanan musikal band legendaris Godbless selama 52 tahun di blantika musik Indonesia. Konsep konser seperti ini pun dipilih agar fans God Bless bisa menyaksikan sesuatu yang baru.

Penuh Memori Nostalgia, Konser 3 Maestro Romantis Hangatkan Panggung Balai Sarbini

Apalagi rock identik dengan musik keras, jadi akustikan ini membawa angin segar sekaligus tantangan bagi God Bless, yang menjadi salah satu ‘moyangnya’ musik rock Indonesia dan banyak disebut-sebut pengamat sebagai ‘aset negeri’ yang harus terus diberi ruang untuk berkreasi dan berdedikasi.

Kolam Ikan Creative Communication diwakili oleh Iwan Kurniawan mengaku memiliki 2 pendekatan setiap kali menyelenggarakan konser; termasuk pula pada gelaran God Bless Unplugged ini juga.

Siap-Siap! Konser Tembang Nostalgia Bergema Romantis Akhir Pekan Ini di Balai Sarbini

Pendekatan tersebut yakni aspek kreativitas dan juga aspek karya, sementara yang kedua adalah pendekatan bisnis. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

3 Penyanyi Top Berbagi Panggung, Bawa Nuansa Nostalgia Lantunan Lagu Cinta

"Saya mikir bagaimana kami yang sekupnya Balai Sarbini itu bisa membawa satu konsep yang mungkin belum pernah ada. Dan memang dalam konteks musik rock itu kan hingar bingar, tapi saya ingin pendekatan yang 'hangat' dan saya tawarkan tema unplugged ini ke God Bless," ungkap Iwan Kurniawan selaku SEO Kolam Ikan Creative Communication.

"Reaksinya God Bless yaa 'wah.. unplugged ya? lucu juga sih, tapi om-om belum pernah nih, tapi asik nih kalo kejadian,' dan waktu itu diterima begitu saja, kemudian pada perjalanannya manajemen God Bless ajak ngobrol," jelas Iwan Kurniawan.

“Saya ketemu om Ian Antono sekitar 3 minggu sebelum konser ini, lalu bilang ‘ternyata susah lho wan main akustik untuk konser musik rock,’ ya karena terbiasa dengan distorsi segala macem gitu,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, sebagai living legends, mereka sangat humble, dan bisa berdiskusi tanpa ada border. Bahkan tidak menuntut riders yang luar biasa.

“Kami juga diskusi detail repertoar lagunya, yang secara musikalisasi tidak mengurangi mood rocknya,” tutur Iwan.

God Bless mempersiapkan konser akustik ini penuh dedikasi, dengan melakukan 12 kali latihan. Ini membuktikan semangat luar biasa God Bless, tak kalah dengan musisi-musisi muda.

“Dan yang salut banget dengan om-om ini adalah meski pun konsernya masih lama, tapi mereka tetap latihan, yang sekali sesi latihan itu mereka bawain 10-12 lagu. Jadi di usia mereka hari ini, saya menaruh apresiasi yang luar biasa,” terang Iwan Kurniawan.

Tata panggung yang sederhana namun artistik, dengan fokus pada interaksi antara band dan penonton, menciptakan kehangatan yang jarang ditemui di konser-konser rock biasanya.

Tata artistik panggung Godbless diluar kebiasaan Kolam Ikan Creative Communication jika menyelenggarakan konser. Kali ini dibuat lebih intimate dan artistik, namun tetap dengan budget yang reasonable dan tidak akan mendistraksi penonton.

Dan yang menjadi salah satu daya tarik utama konser 52 Tahun God Bless Unplugged adalah interaksi yang lebih dekat antara band dan penggemar.

Di sela-sela lagu, Ahmad Albar tak jarang melontarkan cerita-cerita menarik seputar perjalanan karier God Bless, disambut riuh rendah dan tepuk tangan dari penonton.

“Segment penonton kita juga kan beragam, ini juga jadi pengalaman baru untuk yang perdana untuk band rock, dengan nuansa yang lain. Ada pula yang nyangka tadinya gak suka rock itu kita pikir bakal gimana-gimana gitu ya, tapi begitu dateng merasa nyaman, antusias dan berasa dapet surprise,” kata Iwan.

Idealisme kreativitas karya harus sejalan dengan bisnis, supaya bisa menjadi keberlangsungan dan perputaran ekonomi, baik untuk orang banyak, karya yang baik dan para seniman musisi Indonesia.

“Kami bikin hal seperti ini bukan lagi persoalan bisnis, tapi kami ingin menjaga keberlangsungan, keberlangsungan hidup orang banyak, keberlangsungan karya para musisi Indonesia, yang mungkin orang sudah jarang tahu.., kami mengenalkan kembali, ada karya-karya besar dan luar biasa dari musisi-musisi besar di eranya,” beber Iwan Kurniawan.

Dipandu oleh komika ngetop Abdel Achrian, menjadikan konser akustik itu pun penuh dengan gelak tawa dan keceriaan dengan jokes-jokes kocak menggelitik sepanjang pertunjukan tersebut berlangsung.

Rhoma Irama sebagai raja dangdut dipilih di saat-saat terakhir, sebagai kejutan bagi Godbless, legenda rock Indonesia, setelah dipikirkan selama tiga minggu.

Apalagi keduanya pernah berseteru di masanya, dimana rock dan dangdut tidak sejalan. Kehadiran raja dangdut Haji Rhoma Irama itu pun tak pelak langsung disambut riuh tepuk tangan dan sorak sorai penonton.

Keputusan ini diambil promotor, tanpa meminta persetujuan dari para anggota God Bless, dan tidak pernah terpikirkan oleh para penonton.

Salah satu gimmick yang selalu dilakukan promotor ketika menyelenggarakan konser adalah elemen surprise.

“Jadi kita tak cuma fokus dengan sajian musiknya saja, tapi juga hal-hal sampingan-sampingannya ya kita coba bangun supaya memang ada gimmick dan kejutan yang bikin orang ‘wah ada ini ada begininya,’ itu yang saya dan temen-temen di Kolam Ikan jaga hal itu,” ujar Iwan, yang masih termotivasi terus menghadirkan konser-konser para legenda Tanah Air..

Kejutan tidak hanya bagi penonton, tapi juga bagi artis utamanya. Sehingga seperti menjadi SOP bagi Kolam Ikan Creative Communication.

Kolam Ikan Creative Communication menyelenggarakan konser hampir setiap bulan, atau 2 bulan sekali sejak tahun 2017. Sudah puluhan konser diselenggarakan, dan sebagian besar adalah artis era 70, 80 dan 90an.

Hal ini karena karya-karya mereka sangat luar biasa, dan generasi saat ini harus mengetahuinya.

Tidak hanya keberlangsungan artis-artis senior, tapi juga jika ini terus berjalan, maka ekosistem akan terus berputar, perekonomian di sekeliling konser terus berjalan, mulai dari production crew, UMKM, tim teknis dan lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya