Cacao Care di Kolaka Utara Dukung Produksi Kakao Berkelanjutan dan Pembangunan Pedesaan
- istimewa
Kolaka Utara, VIVA – Memperingati Hari Cokelat Sedunia yang jatuh pada tanggal 7 Juli dan sebagai bagian dari perayaan ulang tahun Syngenta ke-25, Syngenta Indonesia berkolaborasi dengan Dinas Perkebunan dan Peternakan serta Dinas Pendidikan Kabupaten Kolaka Utara menyelenggarakan program Cacao Care di Kelurahan Rante Angin. Program yang berlangsung selama dua hari (7-8 Juli) dihadiri oleh sekitar 500 siswa sekolah dan 150 petani kakao, bertujuan mendorong produktivitas kakao secara berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Indonesia, sebagai salah satu produsen kakao terbesar dunia, memiliki potensi strategis dalam pengembangan komoditas ini. Kakao (Theobrema cacao L.) tidak hanya berperan sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber devisa negara, tetapi juga menjadi tulang punggung pendapatan ribuan petani. Kolaka Utara sendiri telah lama dikenal sebagai salah satu sentra kakao terbesar di Indonesia.
Meskipun memiliki potensi besar dalam industri kakao, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang mengancam keberlanjutan produksi kakao di masa depan. Beberapa tantangan utama yang dihadapi antara lain perkebunan yang mulai menua, kurangnya pengetahuan dan akses petani terhadap teknologi dan praktik pertanian yang baik, tekanan terhadap kelestarian lingkungan, isu kualitas produk, dan meningkatnya tuntutan pasar terhadap praktik produksi yang berkelanjutan. Selain itu, minimnya regenerasi petani juga menjadi tantangan yang tidak dapat diabaikan.
Untuk menjawab tantangan tersebut, program Cacao Care hadir sebagai solusi. Program Cacao Care mengusung dua agenda utama. Hari pertama difokuskan pada edukasi generasi muda, di mana para siswa diperkenalkan dengan teknik sambung pucuk dan aspek dasar budidaya kakao. Teknik sambung pucuk ini penting dalam budidaya tanaman kakao karena dapat memperbanyak tanaman, meremajakan tanaman, dan mempercepat produksi. Dengan belajar sambung pucuk, para siswa diharapkan memahami salah satu langkah awal membudidayakan tanaman kakao dan membangkitkan minat generasi muda terhadap pertanian kakao. Syngenta Indonesia juga memberikan bantuan peralatan sekolah untuk mendukung pendidikan para siswa sebagai penerus warisan kakao Indonesia.
Upaya ini sangat diapresiasi oleh Bupati Kolaka Utara, Drs. H. Nur Rahman Umar, M.H., mengingat Kolaka Utara sebagai satu-satunya kabupaten yang konsisten dan serius menjalankan program revitalisasi kakao dengan dukungan anggaran yang konkret.
"Dengan niat tulus dan kerja keras, hari ini kita mulai melihat hasilnya. Harga kakao mulai naik, kualitas membaik, dan petani mulai merasakan manfaatnya. Diharapkan ke depannya, Kolaka Utara tidak hanya sebagai daerah yang memproduksi tetapi juga mampu mengekspor kakao,” ungkap Bupati.
Pada hari kedua, Syngenta Indonesia memberikan pembekalan tentang teknologi perlindungan tanaman dan praktik berkelanjutan kepada para petani kakao. Mengingat data BPS yang menunjukkan penurunan produksi kakao dari 667,3 ribu ton (2022) menjadi 632,12 ribu ton (2023), program ini hadir tepat waktu untuk mendukung peningkatan produktivitas kakao.
Presiden Direktur Syngenta Indonesia, Eryanto, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung kemajuan petani kakao melalui stategi Petani MAJU. "Syngenta berkomitmen untuk memaksimalkan keuntungan, memberdayakan lebih banyak petani melalui teknologi dan inovasi, berjuang bersama demi keberlanjutan petani kakao, dan bersatu sebagai satu tim antara pemerintah, Syngenta, dan komunitas petani kakao Ma' Patuo untuk mewujudkan visi Kakao Emas Indonesia, sebuah langkah nyata menuju masa depan pertanian kakao yang lebih cerah," jelasnya.
Momentum ini ditandai dengan penandatanganan kerjasama antara Syngenta Indonesia dan pemerintah Kabupaten Kolaka Utara yang diwakili oleh Bupati Kolaka Utara. Kerjasama ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para petani kakao di Kabupaten Kolaka Utara.
Program ini juga menghadirkan berbagai inisiatif pendukung termasuk layanan pemeriksaan kesehatan gratis untu petani, penyerahan bantuan bibit kakao kepada perwakilan komunitas petani kakao Ma’ Patuo, talkshow tentang kakao, dan peluncuran Buku Pintar Kakao. Buku yang berisi panduan lengkap budidaya kakao ini diharapkan dapat membimbing petani kakao mewujudkan potensi emas cokelat Indonesia.
Buku ini dibagikan secara gratis kepada para petani kakao yang hadir. Petani juga diberi edukasi dan panduan praktis memilih nozzle yang tepat serta cara aplikasi produk perlindungan tanaman dengan menerapkan 5 aturan emas penggunaan produk perlindungan tanaman (memahami label, penanganan secara hati-hati, merawat sprayer dengan baik, senantiasa membersihkan diri, dan mengenakan alat pelindung diri) demi keberlanjutan pertanian yang aman, bertanggung jawab, dan ramah terhadap lingkungan.
Kolaborasi dan sinergi berbagai pemangku kepentingan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam industri kakao global sehingga masa depan pertanian kakao akan semanis rasanya.