Respons Berkelas Pelatih Thailand soal Penalti Kontroversial Kakang
- ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nz
VIVA – Pelatih Timnas Thailand U-23, Thawatchai Damrong-Ongtrakul, memberikan tanggapannya terkait momen kontroversial saat adu penalti melawan Indonesia di semifinal Piala AFF U-23 2025.
Dalam laga yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kakang Rudianto maju sebagai eksekutor kedua untuk Timnas Indonesia. Tendangannya sempat digagalkan oleh kiper Thailand, Sorawat Phosaman. Namun, wasit memutuskan untuk mengulang eksekusi tersebut.
Sorawat dinilai bergerak terlalu cepat meninggalkan garis gawang sebelum bola ditendang, yang merupakan pelanggaran dalam aturan adu penalti. Dalam kesempatan kedua, Kakang sukses menjalankan tugasnya dan menyamakan kedudukan.
Menanggapi hal itu, Damrong-Ongtrakul menyerahkan semuanya kepada keputusan perangkat pertandingan.
"Itu adalah keputusan dari wasit. Semua wasit, baik wasit utama maupun hakim garis, sudah menjalankan tugasnya. Tapi bagi saya, kita harus menerima keputusan dari wasit," ujar pelatih berusia 51 tahun tersebut dalam sesi konferensi pers usai laga.
Secara keseluruhan, Damrong-Ongtrakul menilai duel antara Indonesia dan Thailand berlangsung ketat dan berkualitas.
"Pertama-tama, saya ingin mengucapkan selamat kepada Indonesia yang berhasil lolos ke babak final. Jika kita bicara soal pertandingan hari ini, itu adalah laga yang sangat bagus. Kedua tim bermain dengan sangat baik dan pertandingan berlangsung fair play," katanya.
Ia juga mengakui bahwa timnya tampil belum maksimal, terutama dalam hal penyelesaian akhir.
"Kalau melihat tim kami, memang masih ada beberapa kesalahan, tapi di sisi lain kami juga mampu menciptakan banyak peluang. Sayangnya, kami tidak bisa memanfaatkannya menjadi gol," lanjut mantan pemain andalan Thailand era 1990-an hingga awal 2000-an itu.
Meski gagal melaju ke final, peluang Thailand untuk pulang dengan hasil manis masih terbuka. Mereka dijadwalkan menghadapi Filipina dalam laga perebutan tempat ketiga pada Senin, 28 Juli 2025.