Ketakutan Vanenburg Jadi Kenyataan di Final Piala AFF U-23 2025

Timnas Indonesia U-23 Vs Vietnam di Final Piala AFF U-23 2025
Sumber :
  • Timnas Indonesia

VIVA – Kekhawatiran Gerald Vanenburg soal ketajaman lini depan Timnas Indonesia U-23 akhirnya terbukti di malam puncak Piala AFF U-23 2025. Garuda Muda harus mengakui keunggulan Vietnam dengan skor tipis 0-1 dalam laga final yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (29/7).

Doa Presiden FIFA untuk Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Jauh sebelum peluit tanda kick-off dibunyikan, Vanenburg sudah mengungkapkan keresahannya terhadap performa anak asuhnya, khususnya soal efektivitas serangan. Pelatih yang pernah mengantarkan Timnas Belanda menjuarai Euro 1988 itu secara terbuka menyebut ketergantungan terhadap Jens Raven sebagai titik rawan timnya.

“Memang saat ini kami sulit mencetak gol, dan kami cuma punya Jens Raven yang bisa mencetak gol, dan ada beberapa pemain lain selain Jens yang bisa cetak gol,” ujar Vanenburg.

Penyebab Marselino Ferdinan Dicoret Kluivert dari Timnas Indonesia Vs Arab Saudi dan Irak

Untuk mengatasi hal itu, ia mencoba mencari formula alternatif jelang laga krusial kontra Vietnam.
“Jadi saya ingin cari solusi untuk jangka pendek ini, di final [lawan Vietnam], pemain-pemain mana yang bisa saya tugaskan mencetak gol,” lanjutnya.

Namun upaya tersebut tak membuahkan hasil. Timnas Indonesia U-23 memang sempat menciptakan sejumlah peluang, tetapi penyelesaian akhir yang buruk membuat kemenangan melayang. Gol tunggal Vietnam di babak pertama tak mampu dibalas hingga laga usai.

Marselino Ferdinan: Dulu Pahlawan Lawan Arab Saudi dengan Selebrasi Duduk, Kini Menghilang dari Skuad Timnas Indonesia

Selepas pertandingan, Vanenburg kembali menyoroti masalah yang sebelumnya ia khawatirkan. Meski kecewa dengan hasil akhir, ia menolak untuk menyalahkan para pemain.

"Saya rasa kita tidak adil jika bicara soal itu. Kita tahu bahwa kami tidak mencetak banyak gol di babak-babak final. Itu benar, tapi saya pikir pemain sudah memberikan segalanya," kata Vanenburg dalam konferensi pers.

Ia juga menegaskan pentingnya kebersamaan dalam tim, baik saat merayakan kemenangan maupun menelan kekalahan.

"Jika saya harus bicara, saya akan bicara langsung ke mereka. Saya tidak pernah menyalahkan mereka. Kami menang bersama, kalah bersama. Jadi kurang adil jika menyalahkan pemain. Kami harus berkembang dan saya rasa tim ini punya kualitas cukup untuk berkembang," ucapnya.

Prabowo dan Gianni Infantino

Presiden FIFA: Kalau Terserah Saya, Piala Dunia Bisa 200 Tim

Wacana ekspansi Piala Dunia kembali memanas. Setelah edisi 2026 dipastikan diikuti 48 negara, FIFA disebut tengah menimbang kemungkinan format baru untuk Piala Dunia 2030

img_title
VIVA.co.id
25 September 2025