Dulu Dipuja Kini Dibuang, Ter Stegen Melawan ke Barcelona
- x.com/mterstegen1
VIVA – Drama panjang di bursa transfer musim panas 2025 belum habis, dan kali ini sorotan utama datang dari Camp Nou.
Barcelona yang kini dilatih Hansi Flick ternyata menghadapi batu sandungan besar bukan di lini belakang, melainkan di meja negosiasi: Marc-Andre ter Stegen.
Alih-alih bersiap menyambut era baru, Blaugrana justru dibuat pening oleh kiper asal Jerman itu.
Niat awal untuk melepas Ter Stegen demi menyelamatkan neraca keuangan klub malah berbalik jadi konflik internal yang berpotensi menyulitkan Barcelona di musim baru.
Masih segar di ingatan bagaimana Ter Stegen dipuja setinggi langit pada 2023. Saat itu, ia dinobatkan sebagai pemain terbaik LaLiga setelah mencatatkan 26 clean sheet dan membawa Barca menjuarai liga.
Tak heran, Presiden Joan Laporta kala itu menyebut sang kiper sebagai “jaminan di bawah mistar” dan “sosok panutan di ruang ganti”.
Lebih dari itu, Ter Stegen juga dipuji karena sikap loyalnya. Ia dua kali menyetujui penyesuaian gaji demi membantu klub keluar dari krisis finansial—termasuk saat pandemi COVID-19 dan dalam perpanjangan kontrak terakhirnya. Tapi semua cerita manis itu kini hanya jadi kenangan.
Cedera, Digantikan, Lalu Ditinggalkan?
Musim 2024/25 berjalan bak roller coaster bagi Ter Stegen. Ia dipercaya mengenakan ban kapten setelah Sergi Roberto pergi, lalu menyambut musim baru dengan semangat tinggi. Namun semuanya berubah drastis ketika ia mengalami cedera tendon patella di lutut kanan. Absen tujuh bulan, penampilannya hanya sembilan kali sepanjang musim.
Dalam situasi genting itu, Barca mendatangkan Wojciech Szczesny sebagai solusi darurat. Yang mengejutkan, mantan kiper Juventus yang sempat pensiun justru tampil gemilang. Dari 30 laga, Szczesny mencatat 14 clean sheet dan tak pernah kalah di LaLiga—membuat manajemen langsung memperpanjang kontraknya hingga 2027.
Isyarat sudah jelas: Ter Stegen tak lagi jadi pilihan utama. Tapi cerita tak berhenti di situ.
Barcelona sebenarnya sudah memberi sinyal ingin berpisah baik-baik. Namun Ter Stegen tak tertarik hengkang. Ia bersikukuh bertahan dan menjalani sisa kontraknya—lengkap dengan nilai gaji yang besar dan kini jadi beban baru dalam neraca keuangan klub.
Situasi ini menempatkan Blaugrana dalam posisi serba salah. Di satu sisi, mereka butuh ruang dalam struktur gaji untuk merekrut pemain baru dan menyesuaikan dengan regulasi LaLiga. Di sisi lain, sang kapten masih mengikat kontrak yang tak mudah dilepaskan.
Bagi Barca, musim panas 2025 bukan sekadar urusan transfer pemain—tapi juga pertarungan internal antara loyalitas, logika bisnis, dan ego pemain bintang