Persis Solo Kena 'Prank', Mateo Kocijan Malah Gabung ke Klub Kroasia
- Instagram @persisofficial
Solo, VIVA – Persis Solo kembali harus menelan pil pahit dalam urusan transfer pemain asing. Gelandang anyar mereka, Mateo Kocijan, yang sudah direkrut sejak deadline bursa transfer Super League pada 31 Agustus 2025, justru dilaporkan telah bergabung dengan klub asal Kroasia, Tehnicar 1974—klub yang sebelumnya pernah ia bela.
Padahal, eks pemain Persib Bandung ini telah menyepakati kontrak dengan Persis Solo dan dijadwalkan tiba sebelum pekan ke-5 Super League 2025/2026. Namun hingga kompetisi memasuki pekan ke-7, Kocijan tak kunjung datang ke Solo, bahkan sulit untuk dihubungi.
Manajemen Persis Meradang
Manajemen Persis Solo mengaku kecewa berat dan telah mengirimkan teguran formal kepada Kocijan. Dalam rilis resmi klub, mereka menyebut bahwa pemain berusia 30 tahun itu awalnya telah mengabarkan bahwa dirinya dalam perjalanan menuju Indonesia.
Namun, dalam perjalanannya dan saat transit di Qatar, Kocijan mengklaim mengalami insiden yang membuatnya harus menjalani perawatan inap.
Setelahnya, Kocijan memutuskan untuk kembali ke Kroasia, berdalih ingin fokus pemulihan dan lebih dekat dengan keluarga.
Dari wawancara eksklusif media Kroasia Klikaj.hr, Kocijan bahkan menyatakan enggan kembali bermain di Indonesia, dengan alasan pribadi dan komitmen terhadap keluarganya.
Transfer Gagal di Detik Akhir
Salah satu laporan menyebutkan, sebenarnya kesepakatan akhir antara Persis Solo dan Kocijan gagal tercapai di detik-detik terakhir. Meski sempat diumumkan akan bergabung, kontrak final tidak benar-benar diteken, yang membuat Kocijan secara hukum belum sepenuhnya terikat dengan klub asal Solo tersebut.
Lebih jauh lagi, Kocijan disebut sudah merasa cukup berkarier di Indonesia setelah meraih gelar Liga 1 bersama Persib Bandung musim lalu. Ia memilih untuk mengakhiri petualangan di Asia dan kembali memperkuat klub kampung halamannya, Tehnicar 1974, yang berkompetisi di level amatir sepak bola Kroasia.
Kasus Mateo Kocijan menjadi pelajaran penting bagi manajemen klub Indonesia untuk lebih berhati-hati dalam menyelesaikan proses rekrutmen pemain asing. Terlebih lagi, dalam era di mana komitmen dan profesionalisme pemain sangat menentukan stabilitas tim di tengah kompetisi ketat Super League.