Viral Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Tancap Sangkur, Ternyata Punya Masalah dengan Wartawan
- VIVA/Jo Kenaru (NTT)
Sherif See Sergap: Ade atur dulu, urusan belakangan. Elang-D +62 813-6685-3108: Coba cara baik2 dulu. Klo gak, baru d jadikan sampah.
Kapolres: Sampah mau dibuang atau dimusnahkan. Seorang anggota polisi bernama Berto menimpali : Ijin Komandan..Kalau sudah sampah mendingan di buang lalu di musnahkan sja Komandan. Kemudian disambung Kapolres Yudha: Proses.
Klarifikasi AKBP Yudha
Melalui channel YouTube Humas Polres Nagekeo Kapolres Nagekeo AKBP Yudha memberi klarifikasi.
Dalam tayangan itu, Yudha Pranata didampingi tersangka kasus pengadangan mobil, Camat Aesesa Yakobus Laga, dan beberapa keluarga tersangka.
Dalam video tersebut, Yudha menjelaskan perihal grup WhatsApp Destro. AKBP Yudha bahkan mengaku betapa dia begitu kesal terhadap berita-berita yang ditulis Patrick.
AKBP Yudha Pranata tancapkan pisau sangkur di atas meja
- VIVA/Jo Kenaru (NTT)
Kapolres mengakui bahwa KH Destro merupakan grup WhatsApp miliknya. Itu berlogo pisau sangkur dan tengkorak. Tapi dia berdalih, WAG tersebut bertujuan untuk membina wartawan sekaligus sebagai mitra untuk menyiarkan berita yang tidak ditutupi.
"Destro adalah tim saya. Ini untuk pembinaan dan juga sebagai mitra Polri dalam bentuk penyiaran berita yang tidak pernah kita tutupin," terang AKBP Yudha kepada wartawan yang bertanya terkait grup tersebut.
Kapolres membenarkan chat dalam WAG KH Detro yang tersebar itu merupakan perintah yang ia sampaikan kepada wartawannya.
"Jadi yang jelas, ini chat kita. Chat grup kita dan ini berisi tentang mitra Humas Polres. Chat ini betul saya yang buat. Ini adalah petunjuk bagi wartawan saya. Sebelum kau memberitakan, klarifikasi. Chat WA kalau nggak ketemu. Kalau memang dia tidak bisa menjawab, tidak bisa klarifikasi, kasi catatan kaki," jawabnya.
Kapolres menjelaskan alasan mengapa Patrick harus dibikin stress.
"Karena apa, selama ini kita dibuat pening. Kami Polres nih. Silahkan chat WA dia, klarifikasi, wawancara. Kira-kira stress gak diwawancara? Apalagi kalau ada masalah,” tuding AKBP Yudha.
Kapolres mempersalahkan Patrick karena tidak hanya menulis berita sesuai rilis polisi tetapi kerap melakukan investigasi. Yudha menyebut berita hasil investigasi itu mengaburkan fakta yang disampaikan polisi. Contohnya berita tentang kebakaran.