Rhenald Kasali Kritik Gaya Pidato Menteri Pariwisata: Jangan Baca Teks, Pemimpin Harus Menginspirasi!

Akademisi, Rhenald Kasali
Sumber :
  • YouTube/Rhenald Kasali

Jakarta, VIVA – Menteri Pariwisata (Menpar), Widiyanti Putri Wardhana, tengah menjadi sorotan publik setelah gaya pidatonya dalam sebuah acara menuai kritik dari warganet di media sosial.

Dalam sebuah unggahan di akun X @JhonSitorus_18, Widiyanti Putri tampak membacakan teks pidatonya di podium dengan posisi menunduk, tanpa melakukan kontak mata dengan audiens.

Diketahui, pidato tersebut disampaikan dalam acara The Economic Insights 2025 yang diadakan oleh Kumparan di The Westin Jakarta pada 19 Februari 2025. 

Warganet menilai bahwa gaya penyampaian pidato Widiyanti Putri kurang efektif dalam menjalin komunikasi dengan audiens, sehingga pesan yang disampaikan menjadi kurang berpengaruh.

Menanggapi hal tersebut, akademisi, Rhenald Kasali, mengatakan bahwa, komunikasi yang baik bukan hanya sekadar menyampaikan pesan, tetapi juga membangun koneksi dengan audiens. Ia menyoroti pentingnya interaksi antara pembicara dan audiens agar pesan dapat tersampaikan secara efektif. 

“Ini permasalahannya tentang komunikasi, jadi bagaimana seorang menteri berkomunikasi dengan audiensnya. Komunikasi itu adalah pertautan hati. Jadi ada hubungan batin antara kita dengan orang yang kita sapa di depan” ujar Rhenald, melalui Instagram pribadinya, dilihat Selasa, 25 Februari 2025.

Sebagai seseorang yang telah berkecimpung dalam dunia public speaking selama lebih dari 40 tahun, Rhenald menekankan bahwa seorang pembicara harus bisa membangun koneksi dengan audiensnya. Ia lebih memilih berdiri saat berbicara dan menggunakan power point berisi kata kunci daripada membaca teks panjang.

Libur Lebaran 2025: Pergerakan Wisatawan Nusantara Diprediksi Capai 140 Juta Orang

“Audience itu kami sapu matanya, kami lihat di kiri, kami sapa mereka, kami ajak ngomong yang di tengah, dan kanan kita lihat semua,” tambah pria 64 tahun itu.

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini menyampaikan, kesalahan utama dalam pidato Widiyanti Putri adalah terlalu bergantung pada teks, sehingga menghilangkan aspek komunikasi langsung dengan audiens.

Mass Layoffs Threaten Indonesia: Food and Beverage, Hospitality Sectors at Risk

Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Photo :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

“Jangan membaca teks ketika berpidato. Menjadi menteri itu sebaiknya cukup dengan pointers. Kalimat hanya satu, kata-kata kita sendiri yang menguraikan,” jelasnya.

RI Dihantui Badai PHK, Menaker hingga Menteri Pariwisata Buka Suara

“Kenapa begitu? Karena mata kita harus menyapu audiens. Karena memimpin itu adalah to influence, berbicara itu to influence, mempengaruhi orang, jadi buatlah agar mereka mengerti, menurut, dan kemudian melakukannya. Ini adalah tugas dari seorang menteri,” tegasnya.

Selain isi pidato, Rhenald juga menekankan pentingnya gestur tubuh dalam berbicara di depan publik. “Tentu saja gestur kita juga harus diperhatikan. Tidak boleh ada ekspresi kecut atau keragu-raguan saat berbicara,” tandasnya.

Pesawat Wings Air sedang parkir di Bandara Frans Sales Lega Ruteng

Menpar Widi Ungkap Kondisi Sejumlah Bandara Terdampak Erupsi Gn. Lewotobi Laki-Laki

Pemantauan situasi Gunung Lewotobi Laki-Laki dilakukan Kemenpar bersama BNPB, BMKG, PVMBG, Kemenhub, serta pemerintah daerah setempat.

img_title
VIVA.co.id
3 Agustus 2025