Kronologi Lengkap Kasus Briptu Richard Silalahi, Oknum Brimob yang Tantang Duel Anggota TNI
- Ist
Jakarta, VIVA – Belum lama ini publik tengah dihebohkan oleh sebuah insiden yang melibatkan seorang anggota Brigade Mobil (Brimob), yang menantang duel seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) saat siaran langsung di TikTok.
Hal tersebut langsung menjadi sorotan publik di media sosial. Lantas, bagaimana kronologinya? Berikut VIVA rangkum Jum'at, 7 Maret 2025, kronologi lengkap kasus oknum Brimob tantang duel anggota TNI di live media sosial TikTok.
VIVA Militer: Brimob penantang prajurit TNI minta maaf
- ist
Kronologi Lengkap
Insiden ini bermula ketika seorang anggota Brimob bernama Briptu Richard Silalahi dan seorang anggota TNI terlibat dalam diskusi mengenai kasus penyerangan Polres Tarakan, Kalimantan Utara, yang terjadi pada 24 Februari 2025.
Dalam peristiwa tersebut diketahui puluhan prajurit TNI menyerbu Polres Tarakan sebagai respons atas dugaan penganiayaan terhadap rekan mereka oleh oknum polisi.
Kejadian itu menjadi diskusi antara Briptu Richard dan anggota TNI tersebut berlangsung melalui siaran langsung di TikTok. Dalam sesi tersebut, terjadi adu argumen yang memanas, hingga akhirnya Briptu Richard menantang anggota TNI tersebut untuk duel fisik.
Dengan sangarnya, Briptu Richard Silalahi menatang prajurit TNI untuk berkelahi satu lawan satu alias berduel. Bahkan, ia menyuruh prajurit TNI memilih sendiri cara duel, apakah di ring tinju atau tarung bebas.
“Briptu Richard, Richard Silalahi, kau kira aku gentar, gak ada aku privat-privat itu TikTokku,” jelas oknum Brimob dalam video tersebut.
Oknum Brimob Tantang Duel Anggota TNI di Live Media Sosial
- Tangkapan Layar Instagram @infokomando.official
"Duel kutampong, tapi kalo ramean kami kalah jumlah, kalian kalau ada masalah jangan kalian rusak semua,” tambahnya.
Alhasil, insiden tersebut viral dan menuai berbagai reaksi dari publik Tanah Air. Mengetahui viral di media sosial, Briptu Richard Silalahi akhirnya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka.
Bahkan, Ia mengakui kesalahannya dan menyesali perbuatannya yang tidak mencerminkan sikap profesional sebagai anggota kepolisian.
"Mohon izin komandan, saya Briptu Richard Silalahi menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kegaduhan terkait kata-kata saya pada saat live dengan anggota TNI," kata Briptu Richard Silalahi.
Insiden ini menjadi pengingat bahwa sebagai aparat penegak hukum, sikap profesional dan etika harus selalu dijunjung tinggi, baik dalam tugas resmi maupun dalam interaksi di media sosial.