Jual Harga Murah, Penjual di Pasar Wates Dilabrak hingga Diusir oleh Pedagang Pasar
- Istimewa
VIVA – Baru-baru ini viral di media sosial sebuah video menunjukkan aksi sesama pedagang saling cekcok hingga memberi peringatan terhadap penjual ayam potong yang memberikan harga di bawah standar.
Diketahui dari unggahan Instagram @undercover.id pada Rabu, 12 Maret 2025, bahwa peristiwa cekcok tersebut terjadi di Pasar Wates, Kelurahan Wates, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Di mana pada video tersebut, terlihat sejumlah pedagang ayam merasa terganggu dengan harga murah yang ditawarkan dari salah satu penjual ayam potong.
Resah dengan harga yang jauh di bawah normal, para pedagang ayam pun gerebek dan mendatangi lokasi penjualan pedagang yang memberikan harga tak masuk akal.
Segerombolan ibu-ibu yang merupakan pedagang ayam terlihat melabrak hingga mengusir salah seorang penjual lainnya yang menjual dengan harga jauh di bawah pasaran.
Sontak saja hal ini langsung membuat pedagang ayam lainnya geram, lantaran dianggap merusak pasar, terutama pada bulan Ramadan seperti sekarang ini.
Di mana ketika harga ayam normal berkisar antara Rp 34.000 hingga Rp 35.000 per kilogram, pedagang yang diduga asal luar kota itu justru menjual di bawah harga pasaran yaitu Rp 28.000 per kilogram.
Diketahui, bahwa pedagang tersebut baru saja berjualan beberapa hari dan mengaku berasal dari Bantul. Menurut keterangan yang diungkapkan oleh Zidni Rochman selaku Ketua Paguyuban Pedagang Ayam Pasar Wates, bahwa omzet mereka menurun drastis, bahkan bisa mencapai 50 hingga 60 persen akibat kehadiran pedagang tersebut.Â
Atas kehadiran pedagang itu, Zidni dan rekan-rekannya telah melaporkan masalah tersebut kepada  Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kulon Progo. Namun, sayangnya tidak ada tindakan lebih lanjut yang diambil oleh pemerintah.
"Kami paguyuban sepakat untuk melarang orang luar merusak harga di Wates. Kami semua di pasar sepi pembeli. Sedangkan dia sudah habis jam 08.00," tegas Zidni.
Sementara menurut Tri Wahyudi (25), seorang pedagang ayam yang menjual harga miring tersebut , mengaku hanya bekerja sebagai karyawan di sebuah usaha penjualan ayam potong.Â
Ia menjelaskan bahwa dirinya mampu menjual sekitar 50 kilogram ayam dalam sehari dengan harga Rp 30.000 hingga Rp 32.000 per kilogram.
"Katanya saya merusak harga pasar. Tadinya jualan di sana tidak boleh, terus saya geser ke sini, boleh. Sampai sini saya tidak boleh jualan di sini," keluh Wahyudi.
Setelah mendapat penolakan dari warga pasar, Wahyudi akhirnya memutuskan untuk meninggalkan lokasi tersebut.
Edi selaku Staf Bidang Usaha Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kulon Progo, menyayangkan akan adanya insiden tersebut. Ia menekankan, bahwa pentingnya komunikasi yang baik antar pedagang untuk menghindari gesekan.
"Justru yang tidak benar adalah kalau harga bahan pokok tinggi. Itu berbahaya bagi masyarakat," kata Edi saat melakukan inspeksi ke Pasar.
Reaksi Warganet
Sontak saja unggahan video tersebut langsung menuai beragam reaksi warganet di media sosial.
"Banting harga emang merusak," tulis warganet.
"Pentingnya bersosialisasi dulu sebelum jualan dipasar. Biar tau harga kesepakatan antar pedagang, seru lainnya.
"Ini langsung dari kandang, tidak lewat pemotongan, biasanya dari kandang - pengepul - pedagang - pembeli ,, kalau ini kandang - pedagang - pembeli," timpal lainnya.
"Lah, ada yg harganya lebih murah ya situ turunin harga juga biar bersaing. Kalau kerjasama mengendalikan harga dan merugikan masyarakat kartel itu namanya," seru lainnya.
"ya allah, siapa tau dy mau cari pahala slma bulan ramadhan . mngknya jual harga murah," terang pengguna media sosial lainnya.
Â