Banjir Rezeki Tak Terduga dari Tugu Biawak yang Viral, Pedagang Ini Sampaikan Terima Kasih ke Seniman Sambil Menangis

Pedagang Berterima Kasih ke Seniman Tugu Biawak
Sumber :
  • Instagram @medsoszone

Wonosobo​, VIVA – Viral dan mencuri perhatian publik, tugu biawak raksasa di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, ternyata membawa berkah bagi warga sekitar. 

Heboh Meme AI Anomali 'Tung Tung Tung Sahur', Ini Penyebab Tayangannya Bisa Viral

Salah satunya dirasakan langsung oleh seorang emak-emak pedagang yang menangis haru saat mengucapkan terima kasih kepada seniman pembuat tugu tersebut.

Momen menyentuh itu terekam dalam video yang diunggah akun Instagram @medsoszone pada Minggu, 4 Mei 2025. Dalam video itu terlihat sang pedagang menjabat tangan sambil memeluk seniman Rejo Arianto sambil menangis. 

Geger Langit Cilegon Seperti Terbakar saat Malam, Ternyata Ini Penyebabnya

Ia mengaku bersyukur karena sejak tugu biawak viral, dagangannya yang semula sepi kini justru ramai pembeli.

Patung Biawak Monosobo

Photo :
  • Antara
Parkir Mobil di Depan Rumah Sendiri, Warga Medan Diminta Uang Parkir sama Preman

Lokasi berjualannya yang berdekatan dengan patung biawak realistis tersebut membuatnya ikut kecipratan rezeki dari para pengunjung yang datang untuk berfoto dan melihat langsung karya seni unik itu.

Patung biawak setinggi 7 meter itu memang menjadi daya tarik baru di jalur nasional Wonosobo–Banjarnegara. Banyak pengendara maupun warga yang sengaja berhenti untuk melihat dari dekat tugu biawak yang disebut-sebut nyaris menyerupai aslinya, lengkap dengan tekstur kulit dan sorot mata yang hidup.

Patung ini dibuat oleh Rejo Arianto, lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo. Meski awalnya hanya berencana membuat patung setinggi 3 meter, anggaran yang mencukupi membuatnya berani meningkatkan skala hingga 7 meter.

Proses pengerjaannya memakan waktu sekitar satu setengah bulan, dengan bagian utama diselesaikan hanya dalam satu minggu.

“Kalau tahu prosesnya, saya ngawali aja sampai berhutang. Kalau ditulis Rp50 juta lalu ‘wuih banyak sekali’, padahal apapun kalau berpikirnya tidak cukup maka tidak cukup. Tapi saya minta kepada Pak Bupati mohon maaf saya dimandatkan dana seadanya,” ujar Rejo.

Ia menegaskan bahwa seluruh biaya pembangunan patung berasal dari program CSR Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Wonosobo, bukan dari dana desa.

Tugu biawak ini merupakan karya ketiga Rejo setelah sebelumnya membuat patung Ganesha untuk sebuah kafe dan patung kuda. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya