Lawan Korupsi Sejak Dini
Senin, 23 November 2015 - 15:58 WIB
Sumber :
- http://i1.mirror.co.uk
Ia tak rela membayar uang sogokan hanya agar ia dijadikan guru permanen di sekolah tersebut. Karena penghasilan yang tidak mencukupi kehidupannya, akhirnya sang guru meninggal. Kemuliaan sang guru sangat membekas dalam pikiran Laras sehingga ia tak mau melakukan hal yang dianggapnya menyimpang dari nilai kebenaran. Dan pada akhirnya, sepasang kekasih ini pun mencapai suatu kesepakatan untuk memulai dari awal dengan cara yang benar.
Baca Juga :
Geledah Kantor PTPN 1 Surabaya, Kortas Polri Sita 6 Kontainer Dokumen Proyek Pabrik Gula Asembagoes
Selain kisah tentang Laras, ada lagi satu cerita yang membuat saya mengangguk-angguk setuju setelah menyaksikannya. Kisah ini berjudul "Selamat Siang, Rissa". Rissa yang berprofesi sebagai Kepala Bagian Perizinan dihadapkan pada situasi yang sama seperti orang tuanya dahulu. Apakah ia harus menerima sogokan demi keuntungan pribadi ataukah harus menjaga integrasinya? Namun pada akhirnya, Rissa menolak sogokan tersebut.
Baca Juga :
Hotman Sentil Ahok Cuap-cuap Korupsi Pertamina, Dua Pendaki Meninggal di Puncak Carstensz
Ia melakukan hal yang sama seperti ayahnya dahulu, yang rela menolak uang sogokan dari seorang penimbun beras. Walaupun saat itu kondisi keluarganya sangat kesulitan, tapi ayah Rissa tetap berpegang teguh pada prinsipnya. Pada akhirnya keluarga Rissa bisa tetap hidup bahagia. Rissa pun merasa sangat lega setelah akhirnya menolak uang sogokan yang ditawarkan padanya.Â
Dari kedua cerita di atas, terlihat bahwa sebetulnya hanya butuh satu cara sederhana untuk memberantas budaya korupsi, yaitu memulai segalanya dari keluarga kecil. Didik anak agar tak terbiasa berbohong. Saat kecil, anak berbohong mengenai hal-hal sepele, misalnya tak mengaku jika memecahkan vas bunga kesayangan mama, meminta uang untuk buku pelajaran lebih dari yang diperlukan, dan lain-lain.
Perilaku tersebut tak selamanya bisa dianggap sepele. Jika sedari kecil anak sudah terbiasa berbohong, semakin beranjak dewasa ia akan mampu melakukan kebohongan-kebohongan lain yang lebih besar dan berakhir pada korupsi yang merugikan negara hingga ratusan miliar rupiah.
Orang tua ialah panutan dan sumber utama segala ilmu bagi anak. Jika anak sudah dididik untuk berperilaku jujur sejak dini, yakinlah bahwa ia tak akan melupakan nilai tersebut. Selain itu, orang tua juga sudah sepatutnya memberikan contoh bagaimana berperilaku baik dan jujur untuk ditiru oleh anak-anaknya kelak.
Halaman Selanjutnya