Partikel Mimpi dari Alam Ajaib
- Pixabay
Kanda masuk ke dalam mimpi. Tidak ada Gadis. Hanya tanah gersang. Berhari-hari Kanda berjalan di dalam hutan namun tak juga menemukan ada kehidupan. Malam berganti siang. Malam menggigil. Siang panas menyala. Binatang jelata mengeluarkan suara menakutkan. Kanda tetap fokus pada pencariannya. Ia yakin berada di mimpi yang benar. Di mana Gadis sedang menunggunya.
Di dalam semak, Kanda mendengar suara ratapan, tangisan, dan permohonan. Kanda mengintip dan menemukan Dara tersungkur ke tanah. Dara dikelilingi oleh tiga orang pemuda mabuk. Satu diantaranya menyobek pakaian Dara sehingga wanita itu nyaris telanjang. Ketiga pemuda itu menarik-narik Dara silih berganti. Kanda geram dan berusaha lari ke arah kejadian.
Seorang dari ketiga pemuda tersebut menoleh ke arah semak, seakan-akan mengetahui ada suara asing di sana. Wajah itu menyeringai. Kanda terkejut. Itu Tabib. Kanda menyibak semak namun tak menemukan apa-apa. Kanda terbangun dengan wajah basah disiram air es. Tabib duduk di sisi Kanda dengan wajah tegang. Tabib murka karena Kanda telah masuk ke mimpi yang tak seharusnya.
Akhirnya Kanda tahu mengapa Dara begitu membenci pria, bukan karena pria itu dekat dengan Gadis melainkan karena tiga pria telah merenggut kegadisannya, termasuk Tabib. Kanda meninggalkan warnet dan Tabib mengejarnya. Kanda ingin secepat mungkin mencari tempat aman untuk tertidur dan bisa meloncat langsung ke mimpi kedua. Baginya, Dara harus diselamatkan terlebih dahulu sebelum menjelaskan kepada Gadis apa yang terjadi kepada saudari kembarnya.
Pengejaran Tabib membuat Kanda tak bisa berkonsentrasi. Jalanan Jakarta yang macet membuatnya kelimpungan. Pada sebuah tikungan, truk besar membelok cepat dan menghantam tubuh Kanda yang terus melihat ke belakang. Kanda jatuh ke aspal. Kepalanya berdarah. Seringai Tabib tampak nyata sekali di belakang. Kanda tak akan mampu kembali ke alam mimpi.
Perhitungan Tabib salah. Biarpun Tabib telah berhasil membangunkan Kanda yang membongkar identitasnya, Tabib tidak tahu bahwa Kanda masih hidup. Tubuh Kanda dilarikan ke rumah sakit. Padahal, saat itu Kanda sedang bermimpi. Kanda duduk di rumah mewahnya. Ia makan sekenyang-kenyangnya supaya tertidur. Namun tubuhnya tak bisa lelah dan mengantuk sekalipun.