Balada Saat Cukur Rambut
- http://kesehatanmulho.blogspot.com
Dan waktunya potong-memotong pun dimulai. Saya komat-kamit doa, sambil berharap hasil cukuran saya hasilnya maksimal. Kalau pun hasilnya tidak sesuai harapan, janganlah sejelek ondel-ondel, harapan saya dalam hati.
Setelah 20 menit kemudian. “Oke, selesai.” kata si tukang cukur yang membuyarkan tidur mikro saya. Tak terasa ternyata saya baru bangun dari tidur mikro saya. Sekitar 10 menit saya terlelap. Saya buka mata dan mulai berkaca, dan hasilny...ALLAHU AKBAR!!! Saya pengen ngejerit. Rambut saya kok jadi kayak si Takeshi Goda a.k.a Giant di kartun Doraemon? Saya usap-usap rambut saya. Saya dekatkan muka saya ke cermin, dan ternyata saya lebih parah dibanding si Takeshi Goda. Saya malah lebih mirip adiknya si Takeshi Goda alias si Jaiko!
Saya hela napas panjang. Ingin banget rasanya saya jenggut rambut si tukang cukur dan teriak, “Mengapa, mengapa? Kembalikkan rambutku. Kembalikkan rambutku!” dengan sedikit efek dramatisir. Ya, sudahlah, toh rambut saya tidak bisa balik lagi. Sempat terpikir buat beli lem terus menyambung rambut saya yang sudah dipotong. Tapi saya urungkan ide bodoh itu. “Nih, Mas,” kata saya sambil kasih uang buat bayar. “Makasih ya. Keren tuh rambutnya,” kata dia sambil kasih kembalian.
Entah maksud dia mau menggoda atau apa, tapi keren dari mananya?! Saya senyum-senyum seolah tidak ada apa-apa walaupun sebenarnya ada apa-apa. Begitu keluar dari tempat cukur rambut, saya langsung lari sambil menutupi rambut Jaiko saya. Untungnya jarak tukang cukur dengan rumah saya tidak terlalu jauh. Sampainya di rumah, saya langsung masuk kamar mandi. Saya langsung keramas sambil komat-kamit, “Cepet panjang, cepet panjang, cepet panjang!”
Dan tampaknya beberapa hari ke depan saya harus pakai topi buat nenyembunyikan rambut Jaiko saya yang seksi ini. (Tulisan ini dikirim oleh Stefanus Sani, Bandung)
