Siapa Menangguk Untung di Balik Berita Halal-Haram Cuan Vaksin?

Pengurus YKMI saat menunjukkan Lampiran Putusan MA terkait kewajiban Pemerintah menyediakan Vaksin Halal
Sumber :
  • vstory

Lalu mengapa Tempo berbuat demikian?

Menjaga Kebersihan Lingkungan: Tanggung Jawab Bersama untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Pasca Putusan MA itu, memang sejumlah pemasok vaksin yang terancam dengan Putusan MA, yang tak memiliki sertifikat halal, terus menggalang opini. Mereka membuat opini di mass media, --seperti opini yang dibuat oleh Tempo—itu. Bahwa seolah vaksin yang tak halal itu, memiliki keunggulan secara medis dan lebih valid dari sisi sains.

Karena stok vaksin yang belum bersertifikat halal itu, masih bejibun jumlahnya. Putusan MA telah mengancam stok itu terbuang percuma, karena tak lagi bisa digunakan oleh umat Islam, sebagai mayoritas pengguna vaksin di Indonesia. Tentu banyak cuan akan terbuang karenanya.

Menjaga Kebersihan Lingkungan: Tanggung Jawab Bersama untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Jalan satu-satunya, adalah memaksa bahwa ‘vaksin tak halal’ itu sebagai juga ‘vaksin halal’. Atau mencari celah tentang Putusan MA, supaya bisa tetap dipergunakan vaksin yang tak halal itu. Dari situlah tampak bahwa seolah mass media dipergunakan untuk operasi vaksin ‘tak halal’ itu untuk memenuhi keinginannya.

Tempo tampaknya menyahuti hasrat itu. Dengan menampilkan bahwa seolah-olah dibalik Putusan MA yang memberi jaminan pada umat Islam itu, ada kongkalikong bisnis vaksin. Padahal salah sama sekali. Justru yang tampak, pemberitaan Tempo itu seolah memberi kesan bahwa media sekaliber itu telah menjadi humas bagi pihak yang dirugikan karena adanya Putusan MA itu. Sayang sekali.

The quick brown fox jumps over the lazy dog

Maka, dapatlah ditarik kesimpulan siapa yang menangguk untung di balik investasi semu “Halal-Haram Cuan Vaksin”. Karena juga ada cuan di baliknya. (Fat Haryanto Lisda, Sekretaris Eksekutif YKMI)

Ilustrasi vaksin COVID-19

Sidang Perkara Vaksin Halal di PTUN Jakarta Masuk Tahap Pembuktian

Vaksin halal disebut sangat penting bagi umat Islam. Oleh karena itu, Yayasan Konsumen Muslim Indonesia belum berhenti memperjuangkannya.

img_title
VIVA.co.id
8 September 2022
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.