Di Balik Kilau Hollywood Joe Taslim
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Lalu infrastruktur kayak sekolah terlatih harus banyak, akting ya sesuatu yang harus survive, jangan sampai pemain film tapi hidupnya susah. Semakin banyak anak-anak yang mau jadi aktor kan bagus, persaingan semakin ketat akan melahirkan aktor yang lebih jago lebih keren.
Tidak semua aktor bisa tembus box office Hollywood, lalu bagaimana cara Anda melakukannya?
Bukan maksud mengajari, tapi saya sih hoki aja. Saya juga enggak bisa cerita belum mumpuni untuk ngasih saran. Yang terjadi pada saya mungkin adalah blessing karena saya kan belum pernah tinggal di Amerika ya. Buat saya ke Amerika pertama kali karena film. Film yang membawa saya ke Amerika. Saya enggak pernah ke Eropa juga, film yang membawa saya ke Eropa.
Jadi Film Indonesia yang terkenal ke seluruh dunia itulah yang membawa saya keliling dunia. Bukan keliling dunia yang membawa saya, The Raid kan. Jadi mungkin saran saya ya jangan berhenti untuk berkreasi, jangan pernah berhenti bekerja keras di film Nasional, di film kita dulu. Karena jika film kita baik ke seluruh dunia otomatis kesempatan siapa pun yang ada di dalamnya juga akan besar.
Bagaimana Hollywood memperlakukan aktor Indonesia di sana?
Pengalaman saya semuanya sih baik, saya enggak pernah diremehkan, profesional baik dan kerja samanya juga baik. Memang profesionalitas, di sana ada persekutuannya, dilindungi undang-undang jadi mau enggak suka ama orang juga enggak bisa, karena sekali kita enggak suka ama orang, melecehkan orang meremehkan orang, itu bisa ketat sih.
Kita di-respect luar biasa, terserah mau kita orang Indonesia, mau kayak apa mau dari mana ya sekali kita aktor main di sana kita harus mendapat perlakuan yang sama dengan yang lain.
Pernah ajak teman-teman Hollywood nonton Film Indonesia?
The Raid nonton semua. Ada Java Heat itu saya undang teman-teman aktor waktu screening di LA sama teman-teman komunitas Indonesia. datang dan nonton semua. Responsnya happy. Mereka kan sebenarnya nonton Film Indonesia jarang, tiba-tiba ada Film Indonesia yang baik jadi mungkin mereka merasa Hollywood memang besar, tapi negara-negara lain juga punya potensi.