Israel Gunakan Truk Bantuan Kemanusiaan untuk Angkut Militer dan Serang Kamp Nuseirat

Truk Bantuan Kemanusiaan Bagi Gaza (Doc: MEMO)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Gaza – Kelompok aktivis kemanusiaan mengecam tindakan militer Israel, yang menggunakan truk bantuan kemanusiaan untuk menyerang kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, yang menyebabkan ratusan warga Palestina terbunuh dalam operasi penyelamatan tawanan yang ditahan oleh Hamas.

Menurut laporan, Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap kamp pengungsi Nuseirat, pada Sabtu, 8 Juni 2024, untuk menyelamatkan empat tawanan Israel yang ditahan oleh pejuang Hamas, yang menyebabkan kehancuran dan ratusan warga Palestina tewas setelah serangan tersebut.

Truk-truk bermuatan bantuan kemanusiaan bersiap memasuki Gaza di sisi Mesir dari perbatasan Rafah yang menyeberang dengan Gaza pada 21 Oktober 2023.

Photo :
  • Antara Photo/Xinhua/Ahmed Gomaa.

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), salah satu organisasi medis utama di Gaza, mengatakan bahwa Israel sengaja menggunakan truk bantuan kemanusiaan secara diam-diam untuk menyusup ke kamp Palestina, yang menurut mereka membahayakan nyawa pekerja bantuan.

Dalam sebuah pernyataan yang diposting ke situs media sosial X pada hari Senin, 10 Juni 2024, PRCS mengatakan bahwa operasi rahasia itu mengganggu karena beberapa alasan.

“Pemanfaatan truk bantuan merupakan pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan dan adat internasional, yang melarang kejahatan dan pengkhianatan,” kata organisasi tersebut, mengacu pada sikap bermuka dua yang dilakukan militer Israel.

“Bersembunyinya pasukan militer di dalam truk bantuan dianggap sebagai kejahatan perang terhadap warga sipil. Pasukan pendudukan menipu masyarakat dengan berpura-pura memberikan bantuan," sambungnya, dikutip dari The New Arab, Rabu, 12 Juni 2024.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa serangan selama berjam-jam di Nuseirat menewaskan 274 orang, termasuk 64 anak-anak dan 57 wanita, serta melukai lebih dari 700 orang, dan menggambarkannya sebagai pembantaian.

Penduduk Nuseirat, yang sebelumnya mendapat serangan, melaporkan penembakan artileri selama berjam-jam dan wartawan lokal mengatakan ada banyak mayat berserakan di jalan-jalan setelah kejadian tersebut.

Rumah Sakit Martir al-Aqsa di dekatnya melaporkan kewalahan menangani puluhan korban jiwa dan petugas medis mengatakan itu adalah hari paling berdarah dalam perang yang telah berlangsung selama delapan bulan tersebut.

Seorang juru bicara rumah sakit mengatakan kepada AP pada saat itu bahwa mereka menerima 109 jenazah warga Palestina, termasuk 23 anak-anak dan 11 wanita.

Warga Palestina juga mengatakan mereka melihat beberapa tentara pasukan khusus berpakaian seperti pejuang Hamas atau warga sipil, menurut laporan media.