Deretan Negara dengan Pondok Pesantren atau Institusi Serupa di Luar Indonesia

Ilustrasi santri di pesantren.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

VIVA – Pondok pesantren, sebagai pusat pendidikan Islam tradisional dengan sistem asrama, tidak hanya tumbuh subur di Indonesia, tetapi juga menyebar ke berbagai negara. Konsep pendidikan berbasis akhlak, pengajian kitab, dan kehidupan komunal ini telah diadaptasi di banyak wilayah, baik melalui pengaruh ulama Indonesia maupun perkembangan lokal. Berikut adalah deretan negara dengan pesantren atau institusi serupa yang telah dirangkum oleh VIVA. 

1. Pesantren An Nahdloh - Malaysia

Di Malaysia, Pesantren An Nahdloh di Kampung Tanjung Sepat Darat, Selangor, menjadi contoh nyata pengaruh Indonesia. Didirikan oleh komunitas Nahdlatul Ulama (NU) migran, pesantren ini merupakan yang pertama di bawah naungan Pengurus Besar NU di luar negeri. An Nahdloh mengajarkan kitab kuning, Al-Quran, dan nilai-nilai akhlak ala NU. 

Santri tinggal di asrama, menjalani disiplin ketat, dan belajar untuk menjaga identitas Islam Nusantara di tengah budaya Melayu. Selain itu, Malaysia memiliki ratusan pondok tradisional yang mirip, menggabungkan pendidikan agama dengan kurikulum nasional, menjadikan negara ini sebagai pusat pendidikan Islam yang dinamis di Asia Tenggara.

2. Pondok Pesantren Islahiyah – Thailand

Thailand Selatan, khususnya Pattani, menjadi rumah bagi Pondok Pesantren Islahiyah, sebuah institusi penting di wilayah mayoritas Muslim. Pesantren ini fokus pada pengajaran Al-Quran, fiqih, dan bahasa Arab, dengan santri tinggal di asrama untuk mendalami ilmu agama. Islahiyah juga berperan dalam pemberdayaan masyarakat lokal di tengah tantangan konflik regional. 

Selain itu, Ma'had Raudlatul Ulum di Yala, yang diasuh ulama keturunan Indonesia, menawarkan pendidikan tahfiz dan dakwah. Meski beberapa pondok di Thailand Selatan menghadapi tekanan modernisasi, institusi seperti Islahiyah tetap kokoh sebagai pusat pendidikan Islam yang holistik.

3. Madrasah Bangsamoro – Filipina

Di Filipina, khususnya wilayah Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao (BARMM), Madrasah Bangsamoro mewakili adaptasi model pesantren. Institusi ini mengadopsi sistem boarding school, dengan fokus pada hafalan Al-Quran, fiqih, dan pendidikan dasar Islam. Kerjasama dengan Indonesia membantu pengembangan kurikulum dan manajemen, terutama melalui kunjungan delegasi ke pesantren Tanah Air.

Madrasah ini berperan penting dalam memperkuat identitas Muslim Moro di tengah dinamika politik lokal. Meski tantangan seperti integrasi dengan pendidikan sekuler masih ada, Madrasah Bangsamoro terus berkembang sebagai pusat pendidikan Islam yang relevan.