Ahok Tuding Balik Tempo Kongkalikong dengan Pengembang
- Fajar GM - VIVA.co.id
Diatur Pergub DKI Nomor 175 Tahun 2015, pemerintah meminta Mori Corporation mengeluarkan uang lebih dari Rp500 miliar. Perusahaan asal Jepang itu ingin meninggikan Koefisien Luas Bangunan (KLB) properti yang dibangun. Pemerintah memanfaatkan kebutuhan itu dengan meminta kompensasi pembiayaan pembangunan infrastruktur.
"Berarti Tempo jahat ini. Saya ngomong jujur. Berarti Anda berharap Mori (sama-sama perusahaan pengembang seperti pemilik konsesi reklamasi) gugat saya. Gimana kalau (proyek) Simpang Susun Semanggi dibatalin?" Ujar Ahok.
Ahok balik menuduh, diangkatnya fakta penggunaan diskresi memiliki tujuan untuk memperlihatkan kepada perusahaan pengembang bahwa pelaksanaan kontribusi tambahan, memiliki dasar hukum yang bisa dilihat tidak terlalu kuat. Dengan demikian, perusahaan pengembang bisa tetap melakukan reklamasi, namun kewajiban mereka membangun banyak infrastruktur di Jakarta menjadi gugur.
Berdasarkan logika itu, Ahok berasumsi bahwa, pihak yang kongkalikong dengan pengembang adalah surat kabar itu.
"Kalau begitu boleh saya tuduh juga dong. Saya suudzon jangan-jangan Tempo yang pengen barter dengan pengembang," ujar Ahok.
Ahok mengatakan diangkatnya isu penggunaan diskresi membahayakan. Bukan tak mungkin, karena kini memandang dasar hukum atas banyak kewajiban yang dilakukannya bisa dipermasalahkan, perusahaan-perusahaan pengembang memutuskan menggugat dirinya yang telah memberikan kewajiban.
Bila hal itu terjadi, maka banyak proyek infrastruktur di Jakarta, seperti Simpang Susun Semanggi, pembangunan rumah susun, rumah pompa, hingga jalan inspeksi batal dibangun.
Ahok menyalahkan suratkabar itu jika hal yang ditakutkan terjadi. "Kawan-kawan (wartawan yang lain) catat semua. Kalau semua pengembang menggugat saya, membatalkan Simpang Susun Semanggi segala macam, pembayaran kompensasi peningkatan KLB, kewajiban kontribusi tambahan, ini dosa Tempo," ujar Ahok sambil bergegas marah ke ruangannya.
Tanggapan Tempo
Menanggapi tudingan Ahok tersebut, Pemimpin Redaksi Tempo Daru Priyambodo menegaskan, Tempo tak punya kepentingan apapun untuk melakukan barter dengan pihak pengembang. Dia bilang, sebagai media, Tempo selalu mengutamakan dan menjaga independensi mereka.
"Tak ada kepentingannya Tempo ingin barter dengan pengembang. Redaksi Tempo tidak boleh berurusan soal bisnis dengan siapapun. Independensi adalah modal utama Tempo," jelasnya pada VIVA.co.id saat dikonfirmasi Jumat, 20 Mei 2016.