Ini 10 Inovasi Baru pada Musim Haji 2018

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Sumber :
  • Kementerian Agama

VIVA – Selama sepekan meninjau persiapan akhir penyelenggaraan layanan haji bagi jemaah Indonesia di Arab Saudi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menggelar rapat evaluasi di kantor Daerah Kerja atau Daker Mekah, Selasa 12 Juni 2018.

Disampaikan Menag, persiapan haji 1439H/2018M sudah hampir final. Sejumlah inovasi pada penyelenggaraan haji tahun ini bakal siap dilaksanakan.

"Cek akhir persiapan haji 2018 berjalan lancar. Bersyukur, secara keseluruhan layanan sudah siap 90-95 persen. Tinggal finalisasi kontrak beberapa hotel di Madinah, dan penyelesaian kontrak katering," kata Menag di Mekah.

Ini, 10 inovasi baru pada musim haji 2018:

1. Rekam biometriks jemaah bisa dilakukan pada semua embarkasi haji di Indonesia.

Inovasi ini sejak 2016, terus diusahakan, agar rekam biometrik yang mencakup data 10 sidik jari dan foto wajah jemaah haji bisa dilakukan di Indonesia. Ini bisa terlaksana tahun ini.

"Inovasi ini akan memotong antrean dan masa tunggu yang sangat panjang, saat pemeriksaan imigrasi jemaah, baik di Bandara Madinah maupun Bandara Jeddah," jelas Menag.

Sebelumnya, rekam biometrik bisa memakan waktu 4-5 jam, tahun ini diharapkan antrean jemaah di bandara paling lama hanya satu jam.

Tiba di bandara Madinah atau Jeddah, jemaah tinggal melakukan proses clearance atau verifikasi akhir. Perekaman hanya satu sidik jari dan stempel paspor kedatangan.

Khusus embarkasi Jakarta - Pondok Gede (JKG), Jakarta - Bekasi (JKS), dan Embarkasi Surabaya (SUB), seluruh proses imigrasi, baik biometrik maupun clearance sudah dilakukan di Indonesia.
"Jadi, sampai bandara di Madinah atau Jeddah,  jemaah yang berangkat dari tiga embarkasi ini bisa langsung menuju bus untuk diantar ke hotel," ujar Menag.  

2. QR Code pada gelang jemaah.

QR Code berisi rekam data identitas jemaah yang dapat diakses melalui aplikasi haji pintar. Ini akan memudahkan petugas haji dalam mengidentifikasi dan membantu jemaah yang membutuhkan pertolongan.

3. sistem sewa akomodasi satu musim penuh di Madinah.

Selama ini, sistem sewa seperti itu hanya diterapkan di Mekah. Di Madinah, sewa akomodasi dilakukan secara blocking time.

Mulai tahun ini, ada 52,02 persen jemaah akan ditempatkan di 32 hotel yang disewa satu musim penuh. Artinya, hotel menjadi hak jemaah Indonesia secara penuh tidak dibagi dengan negara lain. Dengan begitu, pemindahan jemaah dari Madinah ke Mekah atau sebaliknya, dapat dilakukan dengan memperhatikan kenyamanan jemaah.