Misteri Batu Melingkar di Tasikmalaya Mampu Memancarkan Sinyal Internet Tanpa Kuota

Situs batu melingkar di Tasikmalaya, kabarnya bisa memancarkan sinyal internet
Sumber :
  • tvOne/Denden Ahdani

"Setelah eskavasi selama delapan bulan itu, yang baru kita angkat itu baru 37 lingkaran. Di antara 37 lingkaran itu, ada lingkaran yang berada di dalam lingkaran. Cuma di sini khususnya setiap lingkaran di tengahnya ada lingga," sambungnya.

Usai ditemukan gundukan Batu Melingkar, kata Hadi, pihaknya kembali melakukan penelitian. Tim ekspedisi Lintas Budaya Nusantara dan pihak eksternal melakukan penelitian guna menguak misteri keberadaan batu melingkar tersebut. 

Alhasil, peneliti meyakini batu melingkar itu merupakan peninggalan leluhur Sunda.

Situs batu melingkar di Tasikmalaya, kabarnya bisa memancarkan sinyal internet

Photo :
  • tvOne/Denden Ahdani

"Saat itu, tim ahli dari tim ekspedisi Lintas Budaya Nusantara, beliau Doktor Undang Darsa dari Universitas Padjajaran Bandung dan Bu Elis ahli Sosilologi dan Arkeologi menyatakan bahwa ini betul-betul jelas peninggalan leluhur, khususnya leluhur Sunda," ujar Hadi.

Memancar Sinyal Internet Tanpa Kuota

Terkait sinyal kuat HT yang viral di media sosial, Hadi menjelaskan sejak penemuan Batu Melingkar ini sudah dilakukan penelitian oleh Komandan Rayon Militer (Danramil) Salawu. Ia  mencoba HT-nya ternyata frekuensinya bisa diterima di Sukamerah Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya. Padahal, HT yang dipakai merupakan HT murahan.

"Terkait masalah sinyal, untuk frekuensi HT, itu sudah dicoba pada saat itu oleh Danramil Salawu, mencoba dari sini ke Sukamerah Cipasung, nyampe. Nah, pada saat itu dibuktikan oleh beliau dan beliau geleng- geleng, katanya kok bisa dengan HT harga 150 ribu bisa sampai ke sana," ujar Hadi.

Terungkapnya batu melingkar ini bisa memperkuat sinyal HT, mulanya pada saat dilakukan eskavasi, pekerja di lokasi ini menggunakan HT untuk berkomunikasi. Namun, dari saluran HT itu masuk suara tak dikenal, saat ditanya ternyata mereka merupakan relawan tim SAR di Gunung Ciremai Cirebon. 

"Ceritanya awalnya pada saat kita eskavasi di sini, kita untuk komunikasi pakai HT. Ketika kita bekerja, tiba-tiba ada masuk suara ribut-ribut, waktu itu kalau gak salah tim SAR yang ada di Ciremai jalur Palutungan. Saya kan nanya, itu di mana, ternyata di Ciremai. Saya kaget, dia pun sama pas nanya di mana, saya jawab di Tasik. Dia juga bingung kok bisa nyampe sinyalnya," terang Hadi.