Korban Keracunan MBG di Bandung Barat Bertambah Jadi 301 Orang, Status KLB Segera Ditetapkan

Siswa pelajar di Bandung Barat keracunan massal MBG
Sumber :
  • Ist

Bandung, VIVA – Kasus keracunan massal siswa usai menyantap menu makanan paket program makan bergizi gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, terus bertambah. Ratusan siswa korban keracunan itu berasal dari jenjang pendidikan SD, MTs, SMP, dan SMA/SMK di wilayah tersebut. 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan pada Selasa, 24 September 2025, pukul 00.00 Wib, jumlah siswa di Kecamatan Cipongkor Bandung Barat yang mengalami keracunan makanan berjumlah 301 siswa. 

Ratusan siswa yang dirawat rata-rata mengalami gejala mual, muntah, pusing hingga sesak nafas diduga usai menyantap paket MBG pada jam makan siang. Mereka telah ditangani fasilitas kesehatan hingga dirujuk ke RSUD. Bahkan, sakin terbatasnya jumlah ruangan di faskes, penanganan korban keracunan ditangani secara terpusat di GOR Kecamatan Cipongkor yang dijadikan posko kesehatan.

Siswa SMK di Bandung diduga keracunan MBG

Photo :
  • tvOne/Cepi Kurnia


Wakil Bupati Kabupaten Bandung Barat Asep Ismail korban mendapatkan penanganan medis untuk siswa keracunan berada di 5 titik. Sebanyak 116 siswa dirawat di Puskesmas Cipongkor, 13 orang di Bidan Desa Sirnagalih, 27 orang di RSUD Cililin, 127 orang di Posko Kecamatan Cipongkor, dan 18 orang lainnya di RSIA Anugrah.  

Asep memantau langsung di siswa keracunan menu MBG di Kecamatan Cipongkor sejak Senin malam, untuk memastikan penanganan korban berjalan dengan lancar. Puluhan ambulans terus berdatangan ke GOR Cipongkor dengan membawa pasien. Disisi lain, ada ketersediaan oksigen masih terbatas serta bahan bakar ambulans menipis.

"Untuk solusinya oksigen kita sudah instruksikan ke Dirut RSUD Cikalong segera dikirim ke sini, di sini sudah kehabisan. Untuk BBM kami koordinasi dengan SPBU agar jam operasional diperpanjang," kata Asep Ismail

KLB Keracunan MBG

Sementara itu, jumlah siswa SMK Pembangunan Bandung Barat yang menjadi korban keracunan massal makan bergizi gratis (MBG) terus bertambah. Dari semula hanya 30 orang, hingga Senin malam, 22 September 2025, tercatat 72 siswa dirawat di Puskesmas Cipongkor dan 24 lainnya dirujuk ke RSUD Cililin.

Puluhan pelajar yang dirawat rata-rata mengalami gejala mual dan muntah, diduga usai menyantap paket MBG pada jam makan siang, Senin.

Kesiswaan SMK Pembangunan, Zizah, menuturkan kejadian bermula ketika salah satu siswa mendatangi kantor sekolah dengan keluhan pusing, mual, dan sakit perut. "Awalnya ada siswa yang izin karena pusing dan mual, lalu ternyata semakin banyak yang mengalami gejala serupa," kata Zizah

Siswa diduga mengalami keracunan setelah para siswa menyantap makanan yang dibagikan sekitar pukul 09.30 WIB. Makanan tersebut dimakan sekitar pukul 10.00 WIB, dan gejala mulai dirasakan sekitar pukul 11.00 WIB.

Pihak berwenang telah mengambil sampel makanan untuk diperiksa lebih lanjut. Hingga kini, kondisi para siswa masih dalam pengawasan medis.

Sementara itu Plt  Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, dr Lia Sukandar mengatakan seluruh siswa korban keracunan telah tertangani tim medis, baik di fasilitas kesehatan milik pemerintah maupun swasta. 

"Kami sudah melakukan langkah darurat dengan memanfaatkan berbagai fasilitas kesehatan yang ada, baik pemerintah maupun swasta, untuk merawat para korban yang diduga keracunan makanan," kata Lia.

Dari penanganan medis yang dilakukan, sebagian besar siswa mengalami gejala sesak napas, sehingga kebutuhan oksigen mendesak. 

"Saat ini yang paling dibutuhkan adalah oksigen. Kami meng-handle dari RSUD Cililin, dan sedang berkoordinasi dengan RSUD Cikalong Wetan agar ada tambahan pasokan. Mudah-mudahan bisa segera terpenuhi," ujarnya 

Terkait penyebabnya, Lia mengaku pihak Dinkes masih melakukan investigasi. Sampel makanan sudah diambil untuk diperiksa di laboratorium. "Masih diduga apakah dari makanan program MBG atau dari makanan lain. Jadi informasi saat ini masih sementara," ungkapnya

Sementara melihat skala kejadian yang melibatkan ratusan korban, Pemkab Bandung Barat melalui Dinas Kesehatan tengah mempertimbangkan untuk menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).

"Status KLB akan kami tetapkan setelah seluruh data terkumpul, termasuk hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan dan korban," ungkapnya

Laporan: Cepi Kurnia/tvOne Bandung