NU DKI dan APMAKI Dukung Pemerintah Pakai Produk dalam Negeri untuk Program MBG
- Dok. Istimewa
Jakarta, VIVA – Pengurus Wilayah Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) DKI Jakarta dan Asosiasi Produsen Wadah Makan Indonesia (APMAKI) mendukung penuh langkah pemerintah yang sudah memutuskan menggunakan produk dalam negeri untuk menjalankan program makan bergizi gratis (MBG). RMI NU Jakarta dan APMAKI juga optimistis produk-produk dalam negeri mempunyai kualitas yang tidak kalah dengan produk impor.
Hal ini disampaikan RMI NU Jakarta dan Apmaki dalam diskusi bertajuk 'Program MBG untuk Pesantren yang Halalan Thoyyiban' di Kantor NU DKI di TB Simatupang, Jakarta, Jumat, 26 September 2025.
"Mari kita gunakan barang lokal, yang sudah pasti sesuai standar SNI sehingga aman untuk kesehatan, juga memenuhi prinsip halal, karena industri lokal, kita pasti lebih bisa dipertanggungjawabkan," ujar Ketua RMI NU DKI KH Rakhmad Zailani Kiki, dikutip Sabtu, 27 September 2025.
Menurut Rakhmad, banyak dampak ekonomi ketika membeli atau menggunakan produk-produk dalam negeri untuk mendukung program MBG. Salah satunya, kata dia, bisa meningkatkan penyerapan tenaga kerja karena semakin banyak industri yang melakukan produksi maka semakin banyak tenaga kerja yang di butuhkan.
"Pembelian produk-produk dalam negeri juga bisa meningkatkan pendapatan pajak negara, karna hasil penjualan ke dapur dapur MBG akan menyumbang pajak terutama dari PPN dan Pajak PPH 21 karyawan sekaligus mendatangkan pendapatan bagi negara dari sektor pajak," tandas Rakhmad.
UMKM binaan BRI jadi pemasok program MBG
- BRI
Pada kesempatan itu, Sekretaris Umum APMAKI, Ardy Susanto mengungkapkan bahwa industri-industri dalam negeri sudah mampu melakukan produksi alat masak dan makan serta wadah makan untuk program MBG. Dia juga memastikan, alat masak hingga wadah makan atau food tray dari industri dalam negeri sudah berstandar SNI.
"Kami, anggota APMAKI sudah mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan standart SNI, juga bersertifikat halal, dalam proses produksinya tidak menggunakan pelumas hewani. Itu adalah komitmen yang dapat kita pegang," kata Ardy.
Ardy juga mengatakan Industri dalam negeri mampu memproduksi sekitar 82,9 juta pcs alat masak dan makan dalam waktu satu tahun untuk mendukung program MBG. Menurut Ardy, produk lokal lebih tebal dan lebih kuat, karena memakai bahan dengan ketebalan dari 0,4-0,5 mm dengan berat antara 570 gram-680 gram.