Ekonomi Digital di ASEAN Meningkat, HSBC Luncurkan Growth Fund Rp15,8 Triliun

Francois de Maricourt, Presiden Direktur HSBC Indonesia (tengah)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Investasi digital juga merupakan strategi bisnis utama bagi perusahaan di Indonesia, sebelum melakukan ekspansi ke pasar-pasar baru di ASEAN. Hampir 9 dari 10 atau 89 persen memperkirakan perdagangan intra-ASEAN akan meningkat pada tahun 2024, dengan 32 persen memperkirakan peningkatan lebih dari 30 persen.

Survei tersebut juga menemukan bahwa delapan dari 10 atau 81 persen, perusahaan di Indonesia berencana untuk berinvestasi lebih banyak di ASEAN. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan 52 persen, yang berniat meningkatkan investasinya di luar ASEAN.

Meskipun demikian, ketidakpastian makro ekonomi, perubahan peraturan dan kebijakan yang cepat merupakan hambatan utama bagi perusahaan Indonesia yang ingin berekspansi ke pasar baru di ASEAN, dengan 2 dari 3 mengatakan bahwa strategi utama untuk mengatasi hambatan ekspansi adalah kemudahan melakukan dan menerima pembayaran, yang menggarisbawahi pentingnya dukungan dan petunjuk dari mitra perbankan.

Riko Tasmaya, Managing Director, Wholesale Banking HSBC Indonesia menjelaskan bahwa adopsi digital yang cepat di ASEAN saat ini berarti dunia usaha semakin membutuhkan mitra perbankan digital. Khususnya yang mampu untuk mendukung pertumbuhan mereka.

Bank HSBC

Photo :
  • www.securityextra.com

“Perusahaan menginginkan solusi perdagangan dan pembayaran yang nyaman dan mudah digunakan, sehingga dapat memberikan lebih banyak waktu bagi pebisnis untuk fokus pada strategi dan ekspansi,” tambahnya.

“Tidak hanya itu, mitra perbankan harus sepenuhnya memahami peraturan dan budaya yang berbeda, serta menggunakan keahlian yang mumpuni untuk merumuskan solusi yang optimal, selain juga mampu memenuhi kebutuhan mendasar strategi pertumbuhan lintas negara untuk memastikan keberhasilan ekspansi bisnis, baik itu di ASEAN atau di sekitarnya," pungkas Riko.