3 Bandara Indonesia Masuk Daftar Tersibuk di Asia Tenggara Tahun 2025

Suasana penumpang di area tunggu domestik terminal 3 bandara soekarno-hatta, tangerang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Sherly (Tangerang)

Jakarta, VIVA - Melonjaknya perjalanan udara di era pascapandemi membuat kawasan Asia kembali membuktikan dirinya sebagai pusat penerbangan internasional dan regional terkemuka.

Dengan predikat sebagai pusat keuangan, Singapura hingga gerbang tropis Indonesia dan Filipina serta tempat lain di seluruh Asia Tenggara, bandara di seluruh wilayah ini telah mencatat peningkatan lalu lintas penumpang pada awal tahun 2025.

Bandara Kualanamu Internasional Airport.

Photo :
  • VIVA/Raden Jihad Akbar

Dilansir dari aviationa2z.com, yang mencakup data volume penumpang untuk beberapa bulan terakhir pada tahun 2025, berikut adalah 10 bandara tersibuk di Asia, di mana ada 3 Bandara Indonesia yang termasuk di dalamnya:

1. Bandara Changi Singapura (SIN)

Dengan 3,59 juta penumpang pada bulan Mei 2025, Bandara Changi Singapura telah merebut kembali posisinya sebagai bandara tersibuk di Asia. Kekuatan Changi terletak pada konektivitasnya yang tak tertandingi, pengalaman penumpang, dan lokasi strategis Singapura sebagai gerbang antara Timur dan Barat.

Pasca COVID-19, rencana pembukaan kembali Singapura yang agresif dan langkah-langkah bantuan penerbangan membantu maskapai penerbangan mendapatkan kembali kapasitas dengan cepat. Maskapai penerbangan nasional Singapore Airlines, bersama dengan anak perusahaan berbiaya rendah Scoot dan Jetstar Asia, telah membangun kembali jaringan di seluruh Asia, Eropa, dan Australia.

Dengan permintaan perjalanan dari India, Tiongkok, dan Australia yang pulih dengan kuat, Changi diuntungkan sebagai titik transit yang penting.

2. Bandara Internasional Kuala Lumpur (KUL)

Bandara Internasional Kuala Lumpur menyusul di posisi kedua dengan 3,23 juta penumpang per bulan. Kembalinya maskapai ini terutama didorong oleh Malaysia Airlines, AirAsia, dan Batik Air Malaysia, yang semuanya telah memulihkan frekuensi tinggi di seluruh Asia Tenggara dan Asia Selatan.

KUL muncul kembali sebagai pusat transit berbiaya rendah dengan keunggulan biaya, terutama bagi maskapai berbiaya rendah. Peningkatan infrastruktur yang berkelanjutan di KLIA1 dan KLIA2, bersama dengan pertumbuhan permintaan keluar Malaysia dan pertumbuhan wisatawan masuk dari Tiongkok dan Timur Tengah, mendorong pertumbuhan yang stabil.

3. Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta (CGK)

Gerbang internasional utama Indonesia, Bandara Jakarta Soekarno-Hatta, berada di peringkat ketiga dengan 3,14 juta penumpang. Sebagai gerbang udara utama menuju ibu kota dan pangkalan Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, dan Batik Air, CGK dibantu oleh perjalanan domestik yang kuat dan permintaan internasional yang perlahan pulih.