AI Ancam Eksistensi Karyawan Kantoran, Ini 5 Profesi yang Diprediksi Hilang pada 2030

Ilustrasi pekerja kantoran
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Jakarta, VIVA – Di tengah kemajuan teknologi yang semakin pesat, kecerdasan buatan (AI) terus memperluas perannya dalam dunia kerja. Tidak hanya membantu manusia, AI kini mulai mengambil alih banyak tugas yang dulunya dianggap aman dari otomatisasi.

Perkembangan ini memicu kekhawatiran akan hilangnya lapisan pekerjaan tertentu, terutama di level pemula, yang selama ini menjadi pintu masuk karier bagi banyak orang.

Jika tren ini terus berlanjut, kita akan menghadapi perubahan besar di struktur tenaga kerja global. Banyak ahli menilai, bukan hanya pekerja di sektor manufaktur atau layanan yang terdampak, tetapi juga posisi administratif, logistik, hingga penjualan. 

Oleh karena itu, memahami risiko dan mempersiapkan diri menjadi hal penting agar tetap relevan di pasar kerja yang semakin kompetitif.

Pada Mei tahun ini, CEO Anthropic memperingatkan bahwa pada 2030, 50% pekerjaan level pemula bisa hilang akibat perkembangan AI. Goldman Sachs pada 2023 sudah memprediksi bahwa hampir seperlima dari seluruh tugas kerja global akan diambil alih AI, dengan dua pertiga pekerjaan di AS terdampak sebagian oleh otomatisasi.

Sementara itu, McKinsey & Company, World Economic Forum, dan Coursera memberikan panduan untuk memprediksi pekerjaan yang kemungkinan besar hilang di tahun-tahun mendatang. Untuk mengetahui apakah pekerjaan Anda berisiko, tanyakan pada diri sendiri:

Ilustrasi Kerja

Photo :
  • freepik.com/jcomp

1. Apakah pekerjaan saya repetitif dan membutuhkan interaksi manusia minimal?

2. Apakah peran saya membutuhkan strategi, penilaian manusia yang kompleks, dan pengambilan keputusan?

3. Apakah pekerjaan saya fokus pada eksekusi tugas dasar?

4. Apakah tugas saya mengikuti aturan, sistem, dan pola yang bisa diprediksi?

5. Apakah pekerjaan saya memerlukan kehadiran fisik atau keterampilan manual secara langsung?

6. Apakah organisasi saya sudah membicarakan adopsi AI dan penghematan tenaga kerja?

Jika jawaban “ya” untuk pertanyaan 1, 3, 4, dan terutama 6, maka peran Anda berisiko tinggi diambil alih AI.

Menurut Coursera, lima kategori pekerjaan inti yang terpapar AI adalah:

1. Manufaktur dan produksi
2. Administrasi dan pekerjaan clerical
3. Transportasi dan logistik
4. Ritel
5. Penjualan (termasuk lead generation dan layanan pelanggan)

Banyak di antaranya, terutama di manufaktur, ritel, dan administrasi, sudah mulai mengalami otomatisasi selama beberapa tahun terakhir, seperti robot di lini produksi, mesin kasir self-service, dan chatbot untuk layanan pelanggan.

Namun, jika Anda menemukan bahwa pekerjaan Anda tidak AI-proof, ada langkah yang bisa diambil:

1. Pindah ke peran yang memanfaatkan AI sebagai pendukung, bukan pengganti. Misalnya di bidang penjualan, fokuslah pada pembangunan hubungan strategis seperti B2B sales atau customer success manager. Perusahaan belum mempercayakan AI sepenuhnya untuk mengelola proses penjualan besar, sehingga manusia masih dibutuhkan.

2. Re-invent diri untuk peran berisiko rendah. Contoh: pekerjaan blue-collar (trades, teknisi), peran fisik dan perawatan seperti kesehatan dan pendidikan, serta manajemen proyek atau produk yang memimpin tim lintas fungsi dan mengawasi AI.

3. Tingkatkan keterampilan AI. Pelajari keterampilan AI yang paling diminati dan bergaji tinggi.

4. Re-brand aset karier Anda. Perbarui CV dan LinkedIn untuk menonjolkan keterampilan AI, sertifikasi, dan kemampuan adaptasi.