Untung Rugi Wisata Luar Angkasa

Tiga miliarder Elon Musk, Jeff Bezos dan Richard Branson, berlomba pamer wisata luar angkasa.
Sumber :
  • Asia's Tech News Daily

VIVA – Bagi banyak orang, bangkitnya wisata luar angkasa komersial dianggap sebagai sebuah pamer kekayaan dan kekuasaan. Di tengah beberapa krisis global seperti perubahan iklim dan pandemi COVID-19, tiga miliarder Richard Branson, Jeff Bezos dan Elon Musk, justru menghambur-menghamburkan uang dalam perjalanan ke tepian luar angkasa untuk bersenang-senang.

Kritik makin deras mengalir saat pendiri Amazon Jeff Bezos mengatakan kepada wartawan, usai dirinya sukses melakukan perjalanan wisata ke tepian antariksa pekan lalu, bahwa sudah banyak orang yang sudah membayar untuk antre wisata ke ruang angkasa.

Tetapi kritik tidak akan menghalangi Bezos dan orang kaya lainnya. Wisata luar angkasa sekarang menjadi kenyataan bagi orang-orang yang mampu membelinya — dan itu akan berdampak bagi semua orang di Bumi.

Toh, faktanya, semua tanda menunjukkan bahwa pasar untuk perjalanan ini sudah cukup besar sehingga akan terus terjadi. Perusahaan penerbangan antariksa milik Jeff Bezos, Blue Origin, sudah memiliki dua perjalanan lagi yang dijadwalkan akhir tahun ini.

Sementara Virgin Galactic, perusahaan antariksa yang didirikan oleh miliarder Richard Branson, memiliki setidaknya 600 orang yang masing-masing telah membayar sekitar US$250 ribu (Rp3,6 miliar) untuk tiket naik pesawat luar angkasanya.

Wisata ke luar angkasa pakai balon hidrogen.

Photo :
  • Space.com

Apa yang sebenarnya bisa dilihat dan dialami orang saat pergi ke luar angakasa? Daya tarik terbesar dari perjalanan ke luar angkasa tentu adalah pemandangannya. Hanya melewati batas antara luar angkasa dan Bumi, penumpang dapat melihat sekilas planet kita yang disandingkan dengan ruang angkasa yang tidak diketahui.

Jika seorang penumpang naik penerbangan Virgin Galactic, mereka akan melesat naik sekitar 85 km di atas permukaan laut. Penunggang Blue Origin akan naik sedikit lebih tinggi, sekitar 99 km di atas permukaan laut dan melewati garis Kármán, batas yang diakui secara internasional antara Bumi dan luar angkasa.

Secara keseluruhan, pengalaman di kedua penerbangan cukup mirip. Pemandangannya dimaksudkan untuk membuat kagum, dan pengalaman itu bahkan memiliki namanya sendiri, Overview Effect atau Efek Ikhtisar.

“Ketika Anda melihat Bumi dari ketinggian itu, itu mengubah perspektif Anda tentang berbagai hal dan bagaimana kita saling berhubungan dan bagaimana kita menyia-nyiakannya di Bumi ini," kata Wendy Whitman Cobb, seorang profesor di Sekolah Tinggi Udara dan Luar Angkasa Angkatan Udara AS, dikutip dari situs Vox.com.