Petualangan Ratu Hijab Online Cicipi Manisnya Vanilla

Atina Maulina dan Intan Fauzia Kusuma
Sumber :
  • instagram.com/intankf

Strategi bisnis

Bagaimana kompetisi dan strategi bisnisnya?

Yang namanya kompetisi pasti ada tapi itulah tugas kita bisa berinovasi dari model, warna, dengan pop up store meningkatkan engagement, loyalitas, bikin program-program yang menarik. Yang penting adalah kita meningkatkan engagement kita sama konsumen, jadi kita benar-benar merangkul konsumen. Menganggap mereka seperti teman, memperlakukan mereka seperti kerabat dan konsumen sebaik mungkin.

Waktu saya mulai Vanilla, pilihannya memang masih sedikit, tidak seperti sekarang. Makanya Alhamdulillah, saya mulainya waktu itu. Jadi menanjaknya cepat karena belum banyak pilihan pada masa itu. Sampai sekarang kenapa Vanilla tetap eksis karena salah satu pelopor.

Strateginya, selain jualan di Instagram, juga di Facebook. Di Instagram kita bisa merambah negara lain karena kita pakai buzzer, influencer, atau kasih endorse-nya ke buzzer-buzzer yang followers-nya bukan hanya dari Indonesia. Jadi kalau saya memilih buzzer untuk Vanilla, saya selalu cari tahu dahulu buzzer ini tepat tidak buat saya karena sekarang banyak hijabers dan followers tapi tidak semuanya cocok sama saya.

Banyak yang terkenal tapi followers-nya anak SMA, saya tidak ambil. Hijaber ini terkenal tapi followers-nya bukan pembeli aktif, cuma ngefans, saya tidak ambil. Saya lihat followers-nya ada yang dari Malaysia, Singapura, itu yang saya pakai. Jadi pakai buzzer berpengaruh, kita bisa mendatangkan konsumen dari negara lain. Kita pakai buzzer mulai tahun kedua.

Dukanya?

Banyak. Misalnya, beli kain satu model baju bisa sampai 1.000 meter, 500 meternya warnanya luntur. Kita harus quality control dua kali supaya tidak ada barang cacat, warnanya menempel di tangan dan waktu dicelup luntur karena tidak bisa dikembalikan ke supplier karena sudah bentuk baju. Sedih ya sedih, akhirnya saya cuci, lalu kita sedekahkan saja.

Kita juga waktu itu pernah mencoba printing di baju, gagal. Akhirnya diakali, di mana bagian yang gagal diganti dengan batik. Bersedih sih boleh tapi tidak yang sampai mengeluh sekali.

Kapan momen merasa down dan bagaimana caranya bangkit?

Misalnya ketika saya eksperimen bikin baju, laku sih tapi tidak cetar. Balik lagi, saya pikir ini modelnya kurang bagus. Tapi motivasi yang bikin kita bangkit lagi adalah count your blessing not your problem. Di mana saya yakin nikmat yang dikasih lebih banyak. Ibaratnya, tidak laku sekali saja saya mengeluh sama Tuhan, kayaknya tidak pantas. Saya dikasih nikmat yang luar biasa banyak, selalu habis dan pembeli banyak, masa dikasih sepi sedikit sudah mengeluh. Kayaknya kok tidak bersyukur, jadi bagaimana caranya supaya balik lagi mood dan semangatnya, bersyukur saja.