Omicron Ditemukan di Indonesia, Perlukah PPKM Lagi?
- Pixabay/mattthewafflecat
"Sehingga potensi memiliki kemampuan menginfeksi lebih cepat menjadi lebih besar," kata dia.
Dicky menambahkan, varian Omicron memiliki kemampuan menginfeksi lebih cepat sehingga ia menekankan penggunaan tes PCR s gen target failure perlu dimasifkan. Sebab, identifikasi melalui whole genome sequencing terbilang lambat.
"Oleh karena itu sudah tepat dilakukan seperti misalnya kemarin genom sequencing, tapi menurut saya akan jauh lebih adekuat lagi satu lantai dengan satu lorong diperiksa semua PCR nya kalau ada yang positif. Tidak hanya Genom Sequencing, SGTF tidak terdeteksi sudah bisa masuk kasus omicron dan itu bukan satu lantai, tapi tracing juga siapa saja yang sudah kontak dengan petugas tersebut kemudian di tracking itu semua dilakukan jangan nunggu lama, diperiksa kalau PCR," ujar Dicky.
Tidak hanya itu saja, Dicky juga menyarankan untuk melakukan penambahan karantina terhadap penghuni Wisma Atlet yang sempat melakukan kontak erat dengan petugas kebersihan yang terkonfirmasi Omicron tadi.
"Di fasilitas karantina di satu gedung, kalau kontak satu gedung dikarantina dulu sampai dipastikan dalam masa 10 hari ke depan dari setiap terhitung itu sampai mereka bisa dianggap aman," kata Dicky.
Dicky juga menambahkan bahwa tindakan di atas sebaiknya bisa diterapkan dalam kurun waktu satu hingga dua hari ke depan.
"Ini harus segera mungkin 1-2 hari ke depan cepat lakukan untuk memutus transmisi ini salah satunya isolasi karantina," kata dia.
Perlukah adanya PPKM Level 3 kembali diterapkan kembali?
Terkait dengan adanya temuan kasus pertama omicron di Indonesia dan lima kasus probable omicron di Indonesia, Dicky Budiman menjelaskan bahwa PPKM level 3 tidak perlu dilakukan. Hal yang paling tepat dilakukan untuk mencegah penyebaran omicron di Indonesia adalah dengan pengetatan di pintu masuk kedatangan.
"Gak perlu ada PPKM level 3 atau 4 yang penting adalah konsistensi pengetatan di pintu masuk perbatasan, karantina efektif dilakukan minimal 10 hari termasuk kita perkuat sistemnya deteksi surveillance genomnya, 3T, 5M vaksinasi semuanya," kata Dicky.
Selain itu, kata Dicky respon lainnya yang perlu dilakukan pemerintah adalah dengan memastikan petugas di fasilitas karantina, di pintu masuk perbatasan, petugas imigrasi, petugas kantor kesehatan pelabuhan, petugas kebersihan di fasilitas karantina juga mendapatkan vaksinasi booster.