Kasus COVID-19 Tambah Terus, Orangtua Murid Protes PTM 100 Persen
- VIVA/ Muhammad AR
Piprim berharap, sesuai arahan IDAI, agar pemilihan hybrid tetap dilaksanakan. Terlebih, masih banyak anak yang belum mendapatkan vaksinasi secara merata.
"Untuk PAUD sekolah daring dulu. Rekomendasi IDAI tidak ada perubahan. Kami sudah bersurat dengan instansi terkait, perlu dievaluasi lagi terkait pelaksanaan PTM terbatas," bebernya.
Senada, Ketua Satuan Tugas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban juga menyampaikan bahwa peningkatan positivity rate itu perlu diwaspadai. Sebabnya, angka tersebut melampaui standard Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 5 persen. Untuk itu, Prof Zubairi memperingatkan agar kembali meninjau kebijakan sekolah saat ini.
"Ini indikator bahwa sekolah tatap muka tidak lagi aman. Ada pilihan pembelajaran jarak jauh. Mohon dipertimbangkan untuk menghentikan sementara PTM 100 persen dan menaikkan PPKM ke level lebih tinggi," tuturnya.
Apalagi, belum seluruh anak diberikan vaksin COVID-19 secara merata sehingga patut diwaspadai penularan bisa kian meluas. Prof Zubairi juga mengingatkan kini rumah sakit sudah mulai terisi lebih dari 30 persen sehingga patut diperketat protokol kesehatan.
"Ada baiknya di daerah-daerah merah COVID-19 kembali ke sekolah virtual. Sedangkan yang positivity rate-nya rendah, masih dimungkinkan untuk tetap PTM. Ingat, keterisian rumah sakit telah naik lebih dari 30 persen saat ini," pungkasnya.
Pada sebaran kasus aktif per wilayah pada 30 Januari 2022, ada 5 provinsi dengan angka tertinggi. Diantaranya, DKI Jakarta melebihi 28.702 kasus, Jawa Barat sebanyak 13.836 kasus, Banten sebanyak 10.617 kasus, Jawa Tengah sebanyak 1.940 kasus dan Bali sebanyak 1.618 kasus.
Sejauh ini Pemprov DKI Jakarta masih menerapkan PTM 100 persen karena masih menerapkan PPKM level 2.