Kenaikan Kasus di Musim Pancaroba, Bagaimana Jika Sakit Flu dan COVID-19 Bersamaan?

Sakit flu
Sumber :
  • Times of India

JAKARTA – Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta telah mendata adanya kenaikan kasus positif COVID-19 di Jakarta sejak November 2023. Sejak 13 November 2023 sampai 3 Desember 2023, tercatat sudah ada kenaikan kasus positif hingga 30-40 persen.

Bersamaan dengan angka kenaikan COVID-19 tersebut, saat ini beberapa daerah di Indonesia juga sedang mengalami peralihan musim dari kemarau ke musim hujan atau pancaroba. Dalam waktu ini, berbagai penyakit rentan muncul dan yang paling sering ditemui adalah flu. Scroll lebih lanjut ya.

Bukannya lebih buruk dari flu musiman, dampak COVID-19 mungkin akan diperburuk oleh penyakit ini. Hal ini karena seseorang bisa tertular kedua infeksi tersebut sekaligus, yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit yang lebih serius. Selain itu, fasilitas medis mungkin akan kewalahan menampung orang-orang yang mengidap kedua penyakit tersebut, sehingga berpotensi menimbulkan kekacauan pada kapasitas rumah sakit.

Karena flu dan COVID-19 sama-sama merupakan penyakit pernapasan, terdapat spekulasi bahwa mengidap satu penyakit membuat seseorang lebih mungkin tertular penyakit lain dan mengidap keduanya secara bersamaan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit yang lebih serius.

"Kami tidak tahu bagaimana keduanya berinteraksi, tapi mungkin jika Anda mendapatkan keduanya pada saat yang sama, akan lebih sulit untuk bertahan hidup. Akan ada tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan hanya salah satu dari keduanya saja," kata Dr. Michael Roizen, Kepala Petugas Kesehatan Emeritus dari Klinik Cleveland di Ohio, mengatakan kepada Healthline, dilansir Kamis 7 Desember 2023.

Akan tetapi, masih diperlukan lebih banyak penelitian mengenai bahaya penuh dari mengidap dua penyakit itu sekaligus. Kedua penyakit tersebut merupakan penyakit pernafasan yang menular, namun kemiripannya hanya sampai di  situ saja.

Purnima Madhivanan, MBBS, MPH, PhD, Ahli Epidemiologi Penyakit Menular dan Profesor di Mel & Enid Zuckerman College of Public Health di Universitas Arizona, mencatat bahwa meskipun kedua penyakit tersebut juga dikaitkan dengan pneumonia, cara mereka merusak paru-paru kemungkinan besar jauh berbeda. Flu dapat menyebabkan penumpukan cairan pada sel-sel tertentu di paru-paru, sedangkan COVID-19 diperkirakan menyerang paru-paru dengan menghasilkan gumpalan darah yang meluas di pembuluh darah paru-paru.