Limbahnya Jadi Masalah Serius, Pembalut Harus Dicuci atau Tidak Sebelum Dibuang?
- VIVA.co.id/Lutfi
VIVA – Limbah pembalut menjadi salah satu isu lingkungan yang cukup serius karena sifatnya yang sulit terurai. Pembalut sekali pakai umumnya mengandung plastik dan bahan sintetis yang bisa membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terdegradasi di alam.
Di samping itu, muncul perdebatan mengenai apakah pembalut harus dicuci sebelum dibuang.
Beberapa pihak berpendapat bahwa mencuci pembalut sebelum dibuang dapat membantu mengurangi bau serta mencegah penyebaran bakteri dan penyakit, terutama bagi petugas pengelola sampah.
Namun, di sisi lain, mencuci pembalut juga bisa menimbulkan masalah baru, seperti pencemaran air limbah dan ketidaknyamanan bagi sebagian orang. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Pembalut
- Times of India
Oleh karena itu, pengelolaan limbah pembalut memerlukan pendekatan yang lebih menyeluruh, termasuk edukasi tentang cara pembuangan yang tepat serta inovasi produk pembalut yang lebih ramah lingkungan.
Selain perihal cuci pembalut atau tidak, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Beeleonie, BMedSc, Sp.OG - KFER, menegaskan pentingnya menjaga kebersihan setelah menggunakan pembalut.
Sebaiknya, pembalut bekas pakai dibuang dalam keadaan terbungkus rapat agar tidak mengotori atau mencemari lingkungan.
Ilustrasi pembalut
- VIVA.co.id/Lutfi
"Di Indonesia ada yang mencuci pembalut dulu sebelum dibuang. Tapi menjaga kebersihan setelah digunakan, jangan sampai berceceran. Kalau nggak dicuci, dibungkus rapat pakai kertas dan jangan sampai terbuka. Tergantung pada kebiasaan orang tersebut," jelas dr. Beeleonie, dalam acara Peluncuran Tagline Baru Charm, di Jakarta, Selasa 22 April 2025.
Dokter tersebut menekankan bahwa mencuci pembalut sebelum dibuang sebenarnya tidak memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan maupun kesehatan pribadi.
Bahkan, dalam kondisi tertentu seperti tidak tersedianya fasilitas cuci tangan, tindakan mencuci pembalut justru bisa menjadi tidak higienis.
Acara Peluncuran Tagline Baru Charm
- VIVA.co.id/Rizkya Fajarani Bahar
Hal ini karena darah menstruasi dianggap sebagai sumber bakteri, sehingga menyentuh pembalut bekas dan mencucinya berisiko membuat tangan terpapar bakteri.
Jika tangan yang terkontaminasi tersebut kemudian digunakan untuk makan tanpa dicuci bersih, hal ini bisa meningkatkan risiko infeksi. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, cara yang lebih aman dan praktis adalah langsung membuang pembalut ke tempat sampah tanpa perlu mencucinya terlebih dahulu.
"Jangan cuci pembalut karena nggak berdampak apapun pada lingkungan dan pribadi. Apalagi kalau nggak ada tempat cuci tangan. Jadi pembalut dibuang, ya buang aja. Itu lebih higienis karena itu sumber bakteri. Nanti tangannya malah kena bakteri dari darah, apalagi tangan dipakai makan kan," jelasnya.
Di samping itu, sebagai produsen pembalut terkenal di negara ini, Uni-Charm Indonesia juga peduli terhadap kebersihan lingkungan dan kaitannya terhadap limbah pembalut.
Beberapa upaya yang telah dilakukan adalah membuat pembalut dari bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan sehingga mudah terurai dan tidak mencemari lingkungan.
"Pengelolaan limbah pembalut setelah dibuang saat ini memang masih tercampur dengan limbah rumah tangga. Tetapi kami melakukan berbagai macam upaya supaya bisa dikurangi, tapi nggak signifikan. Untuk bahan-bahan dari pembalut yang terbuat dari plastik non-minyak bumi, biomaterial yang dikeluarkan di daun sirih and cooling fresh yang ramah lingkungan itu jadi salah satu cara untuk limbah pembalut bekas pakai," jelas Corporate Planning Division Head of PT Uni-Charm Indonesia Tbk. Heni Indrayati.