Selain Kasar ke Warga Lokal, Ini 5 Sisi Gelap Turis Asing di Bali
- VIVAnews/Bobby Andalan
VIVA – Sisi gelap turis Asing Bali, kini menjadi perhatian banyak pihak. Meski banyak pula dari mereka yang beraktivitas baik dan terpuji di Bali. Pulau Bali diketahui merupakan destinasi tempat wisata populer di Indonesia. Total kunjungan turis mancanegara ke Indonesia melalui pintu masuk Bandara Ngurah Rai mencapai 40%, terhitung sampai bulan Oktober 2016, dengan penerimaan devisa Bali untuk Indonesia dari sektor pariwisata sekitar Rp 70 triliun.
Turis asing yang banyak tersebut memiliki sisi gelap nya sendiri ketika di Bali, Viva kali ini memberikan sisi gelap turis Asing di Bali yang dikutip dari berbagai sumber sebagai berikut:
1. Child Hunter
Child Hunter atau Pedophil merupakan salah satu sisi gelap kelakuan turis asing di Pulau Dewata. Disebutkan, di satu wilayah di Bali Utara pernah ada mahasiswa yang melakukan penelitian. Hasilnya, para turis asing bila ingin menjalankan aksi bejatnya itu mereka datang ke kawasan yang masih kurang terekspose itu.
Menurut penelitian itu, ada organisasi yang menjalankannya bahkan kepala organisasi sendiri merupakan WNA yang sudah berumur. Modus operasinya adalah kelompok tersebut mencari keluarga yang kurang mampu dengan menawarkan sejumlah uang yang cukup banyak. Parahnya lagi beberapa keluarga tersebut ada yang setuju.
Ya itu lah sisi gelap turis asing yang datang mengunjungi Bali, tetapi penelitian tersebut tidak dipublikasikan karena dampak yang sangat besar.
2. Pasangan Simpanan Lokal
Rata-rata turis asing yang berdatangan ke Bali mencari simpenan untuk dapat diajak jalan-jalan, berkencan dan you know-lah pada saat ia di Bali tapi biasanya hal ini dilakukan oleh turis asing yang memiliki duit dan sering pulang pergi ke Bali.
3. Kasar Terhadap warga Lokal
Pedagang menjajakan sate anjing ke para turis di Pulau Bali
- VIVA.co.id/AnimalAustralia.org
Pada bulan Juli 2019 lalu. Warga lokal dibuat geram dengan tindakan turis yang mengusir warga lokal yang bermain di Pantai Desa Temukus. Alasannya, turis asing itu mengeklaim telah menyewa sebuah vila serta kawasan pantai di sana. Kejadian pertengkaran itu kemudian viral di media sosial.
Warga yang tak diberi izin akses pantai, bernama Gede Arya Adnyana (31), mengatakan peristiwa itu terjadi Minggu 21 Juli 2019.