Derita Iqbal
Jumat, 18 April 2014 - 20:39 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
Baca Juga :
Setelah polisi menyelidiki, ternyata bocah ini anak Iis, pedagang es di Pasar Senen, Jakarta Pusat. Saat diculik pada Desember 2013, Iqbal sedang bermain sendiri.
Tak cuma diculik dan disiksa, Iqbal juga dieksploitasi. Dia dibawa mengamen dan mengemis ke sana-sini.
Di hadapan polisi, Danang mengaku menculik anak pacarnya lantaran melihat Iis yang janda ditinggal mati itu, selingkuh. Dia jalan dengan pria lain. “Saya sakit hati,” kata Dadang.
Tapi, ayah Iis, Masri Ma'as (70), menampik pernyataan Dadang. Menurut dia, Danang yang sehari-hari sebagai pengamen itu justru mengejar-ngejar Iis. Iis tak pernah pacaran dengan Danang. “Iis tidak mau, makanya Dadang menculik Iqbal,” kata Masri di RSUD Koja.
Paku panas
Diperiksa polisi, Dadang mengaku kerap menyiksa Iqbal di tempat tersembunyi. Ada empat lokasi berbeda tempat menganiaya bocah itu. Dadang mengaku penganiayaan itu kerap dilakukan secara sadar di malam hari.
Di bawah Jembatan Penyebarangan Orang (JPO) Pademangan, misalnya, Dadang tega menendang kemaluan dan paha Iqbal. Teriakan dan tangisan yang didengarnya membuatnya berhenti menyiksa. Ya, Dadang mengaku menendang Iqbal dengan kaki sebelah kanan.
Dadang juga sempat mengambil paku. Dengan korek api, paku itu dibakar dan dipanaskan. Tanpa belas kasih, Dadang langsung menusuk paku itu ke tubuh mungil Iqbal hingga belasan tusukan.
Jeritan tangis Iqbal tak mengetuk pintu hatinya. Dadang malah menggigit bagian pergelangan tangan kanan bahkan wajah mungilnya ditampar.
Dadang mengaku, tindakan itu dilakukan karena rengekan Iqbal. "Awalnya saya sering membelikan mainan dan baju, tapi karena sering menangis, saya sakiti dia," kata Dadang.
Setiap kali tak bisa menghasilkan minimal Rp40 ribu, Iqbal selalu disiksa. Pernah dia disundut dengan puntung rokok hingga luka bakar di kedua lengannya.
Puncaknya terjadi pada suatu siang di JPO di Mangga Dua. Iqbal yang belum bisa nalar buang air besar di gendongannya. Bukannya dibersihkan, Danang justru memotong lidah dan kelamin bocah mungil itu.