Konflik Iran vs Israel Apakah Berdampak Pada Impor Mobil Mewah ke Indonesia

Mercedes-Benz Electric G 580 Edition One
Sumber :
  • Arianti Widya

VIVA – Konflik Iran dan Israel semakin memanas, sejumlah negara khawatir akan terjadi Perang Dunia III, terutama setelah Amerika Serikat memberikan bantuan dengan menyerang fasilitas nuklir milik Iran, baru-baru ini.

Ditambah adanya rencana Iran menutup Selat Hormuz yang dampaknya bisa mengkerek harga minyak mentah dunia, artinya harga bahan bakar bisa melonjak tinggi.

Namun terlepas dari itu, apakah ketegangan antar negara tersebut bisa berdampak pada impor mobil-mobil mewah ke Indonesia, salah satunya Mercedes-Benz?

Peluncuran Mercedes-Benz The New 200 AMG Line

Photo :
  • Arianti Widya

Seperti diketahui sebagian besar mobil-mobil Mercedes-Benz yang masuk ke pasar Tanah Air masih impor, alias CBU (Completely Built Up) dari sejumlah negara dan salah satunya negara bagian Eropa, yaitu Jerman.

Menurut Chief Executive Officer Inchape Indomobil Distribution Indonesia, Donald Rachmat, tidak ada dampak apapun dari konflik tersebut, sehingga impor mobil Mercedes-Benz masih berjalan seperti biasanya.

“Kami menyesalkan adanya konflik ini, tapi saat ini kami belum melihat ada dampak karena ini baru saja terjadi dan so far secara makro ekonomi di Indonesia belum terlalu terlihat secara langsung impactnya,” ujar Donald di Jakarta, dikutip, Rabu 25 Juni 2025.

Dari pengelihatannya Donald menyebut bahwa sampai saat ini industri otomotif terutama di kelas premium masih berjalan normal, belum terjadi perubahan akibat perang antar negara tersebut begitupun yang dirasakan principal.

“Sejauh ini tidak ada dampak yang secara langsung kami rasakan dari principal kami di Jerman. Impor ke sini masih normal dan kami berharap konfliknya segera selesai supaya tidak berkepanjangan,” tuturnya.

Inchcape bersama Indomobil Group sebagai produsen baru Mercedes-Benz saat ini menurutnya lebih fokus mengurusi market yang ada di Indonesia, terutama kepentingan konsumen, dan bisnisnya sendiri.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, atau Gaikindo, penjualan Mercedes-Benz dari diler ke konsumen sepanjang Januari-Mei 2025 hanya 518 unit dengan pangsa pasar 0,2 persen.

Sementara penjualan pabrik ke diler atau wholesales dalam periode yang sama 400 unit. Artinya secara pencapaian lebih sedikit dibandingkan BMW sebagai pesaing ketatnya di kelas mobil premium.

Dari sisi penjualan wholesales BMW mencatatkan angka 650 unit, dan retailnya mencapai 1.024 unit artinya dua kali lipat lebih laku dari Mercedes-Benz.

Seperti diketahui, kedua brand tersebut juga memiliki pabrik perakitan di Indonesia, untuk Mercedes-Benz di Wanaherang, Bogor, Jawa Barat, dan BMW di Sunter, Jakarta Utara. Sebagian produk yang mereka juga sudah rakitan lokal, artinya tidak semuanya berstatus impor.